Mardani Ali Singgung Kudeta Partai Demokrat Beri Peringatan Bahaya soal Demokrasi Negeri
Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera singgung Kudeta Partai Demokrat memberikan peringatan soal demokrasi di dalam negeri.
Penulis: Shella Latifa A
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera kembali memberi tanggapan soal polemik yang terjadi di Partai Demokrat.
Diketahui, kasus Partai Demokrat tak kunjung selesai dari kedua kubu yang terbelah.
Baik di bawah kepimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) maupun kudeta Kongres Luar Biasa (KLB) saling berebut kursi kepemimpinan Demokrat.
Mardani menyebut aksi kudeta Partai Demokrat itu memberi sinyal peringatan.
Jika tak dikelola dengan hati-hati, kasus ini dapat membahayakan demokrasi Tanah Air.
Baca juga: Pakar Hukum Sebut KLB Demokrat Deli Serdang Bisa Saja Disahkan
Baca juga: Bantah Ada Dinasti Politik di Partai Demokrat Kubu AHY, Umar Arsal: AHY Layak untuk Para Kader
Hal itu ia ungkapkan melalui akun Twitter-nya, @MardaniAliSera, Senin (22/3/2021).
"Bismillah, kasus yang menimpa rekan-rekan @PDemokrat memberi peringatan, jika tidak kita kelola secara hati-hati akan membahayakan demokrasi negeri ini."
"Situasi yang jelas tidak sesuai dengan semangat penguatan partai sebagai salah satu institusi terpenting dalam demokrasi," tulisnya.
Menurutnya, arti demokrasi tanpa sebuah partai yang kuat, tak akan berarti apa -apa.
"Dapat dikatakan demokrasi tanpa partai yang kuat, tanpa partai yang solid itu akan nothing."
"Karena itu, para penganjur demokrasi, para pelaku & aktifis demokrasi pasti punya naluri untuk memperkuat partai, bukan memperlemahnya," lanjut Mardani.
Baca juga: Partai Demokrat Kubu KLB Dapat Angin, Dikasih Waktu Pemerintah 7 Hari Lengkapi Berkas
Baca juga: Jhoni Allen Klaim KLB Partai Demokrat di Deli Serdang Sah, Ini Alasannya
Anggota DPR RI ini melihat siapapun pihak yang menghancurkan sebuah partai, bisa dikatakan sebagai orang yang anti demokrasi.
Ia mengatakan, pihak tersebut hanya melihat parati untuk mengambil kekuasaan.
"Siapa saja yg kemudian memiliki tendensi untuk menghancurkan atau menggrogoti partai pada dasarnya orang yang anti demokrasi."
"Bisa dikategorikan sebagai elemen yang tidak memiliki kepribadian yang kuat terhadap demokrasi."
"Melihat partai hanya sekedar untuk mendapatkan kekuasaan," kata Ketua DPP PKS itu.
Mardani menyinggung proses kaderisasi yang terjadi pada Demokrat versi KLB.
Baca juga: Pengamat Sebut Konflik di Demokrat Harus Diselesaikan Berdasar Mekanisme Hukum
Orang yang tak pernah ikut kaderisasi Demokrat malah ada di posisi kepemimpinan.
"Terlihat bagaimana kaderisasi itu betul-betul dinafikan. Ada seseorang yang tidak pernah melakukan kaderisasi justru ada dipucuk kememimpinan."
"Sesuatu hal yang luar biasa dan sangat jarang terjadi di negara-negara demokrasi yang mapan," ucap Mardani.
Lebih lanjut, Mardani menjelaskan partai yang menjunjung aturan main, nantinya akan kokoh berdemokrasi.
"Partai yang sehat merupakan partai yang terlembaga. Sebisa mungkin harus terbebas dari kepentingan individu."
"Semakin partai mengedepankan aturan main, maka akan semakin modern dan ketika semakin modern dia akan menjadi kokoh dalam membela demokrasi," terangnya.
Baca juga: Pasek Ungkap SBY Pernah Tawarkan Ani Ketua Umum Demokrat: Masa Mau Rekor MURI, Ada Bapak Ibu Anak
Namun, jika partai hanya mengedapan kepentingan pribadi, kedepannya akan tidak kokoh dan kerdil.
"Sebaliknya jika partai hanya menjadi alat kepentingan pribadi individu dan dimana sistem atau aturan main itu dikangkangi oleh kepentingan personal, maka selama itu pula partai itu akan menjadi partai yang kerdil & tradisional."
"Tidak akan kokoh menjadi elemen pendukung demokrasi," ujarnya.
Ketua DPP PKS ini menuturkan fenomena aksi kudeta Demokrat ini memarikan semangat organisasi yang alamiah.
Baginya, berkompetisi dalam suatu organisasi adalah hal biasa.
Baca juga: Pakar Hukum: Uji Keabsahan Dokumen KLB Demokrat di Pengadilan
Baca juga: Demokrat: Perubahan Masa Jabatan Presiden 3 Periode Tidak Pernah Dibahas
"Pelajaran lain dari fenomena kudeta ini yakni mematikan semangat berorganisasi yang alamiah."
"Dalam suatu organisasi biasa kita berkompetisi, ada yang kalah dan ada yang menang dan politik adalah seni untuk berkuasa, seni untuk memenangkan suatu pertarungan," ujar Mardani.
Ia kembali menegaskan aksi kudeta Demokrar ini berbahaya bagi demokrasi.
Sebab, nanti akan mematikan hakikat dari berorganisasi.
"Namun jika kemudian penyelesaiannya adalah dengan cara-cara seperti ini, tentu menyebabkan hakekat berorganisasi menjadi mati, hakekat belajar bertarung secara alamiah berdasarkan konstitusi menjadi bubar."
"Kudeta politik merupakan cara awam berpolitik & itu berbahaya bagi demokrasi," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Shella)
Baca artikel lain terkait Gejolak di Partai Demokrat
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.