Pemerintah Masih Hitung Ulang Target Kunjungan Wisatawan Mancanegara Tahun Ini
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno enggan berspekulasi terkait target kunjungan wisatawan mancanegara tahun ini.
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, BALI - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno enggan berspekulasi terkait target kunjungan wisatawan mancanegara tahun ini.
Menurutnya, pemerintah masih menghitung ulang hal tersebut menyusul rencana kebijakan membuka kembali turis asing pada Juni-Juli 2021.
"Target pertengahan tahun (wisatawan asing, red) pasti akan kita hitung ulang targetnya, kita harus tentukan modeling penghitungannya agar kita tidak memberikan ekspektasi yang salah ke dunia usaha," ucap Sandiaga dalam konferensi pers virtual, Senin (22/3/2021).
Dia memastikan sektor pariwisata tahun ini akan memberikan kontribusi terhadap perekonomian nasional.
Baca juga: Pariwisata di Nongsa dan Bintan Lagoi akan Dibuka April 2021
Tentu syaratnya adalah protokol kesehatan yang ketat, program vaksinasi, serta testing, tracing and treatment.
Menparekraf juga masih mengkalkulasi potensi tingkat pengeluaran (spending money, red) turis asing di Bali Indonesia.
"Dari segi spending kita mengarahnya ke Rp1.200 Triliun. Kita lagi menghitung ulang, karena turis asing datang ke Indonesia bervariasi ada yang seminggu lebih di Bali," tutur Sandiaga.
Namun, dirinya berharap agar kedatangan wisatawan asing ini dapat memberdayakan pelaku ekonomi kreatif.
"Mereka harus spend yang bisa menggerakan ekonomi kita," kata Sandiaga.
Pemerintah berencana menyerap belanja wisatawan pensiunan asing lewat perumusan visa jangka panjang (long term stay) atau second home.
Menparekraf Sandiagai mencatat ada banyak wisatawan pensiunan mancanegara yang mencari rumah kedua dengan nilai spending money yang cukup besar.
Dia menilai destinasi Bali cukup menjadi primadona di kalangan pensiunan luar negeri.
"Sekelompok warga dunia yang usianya di atas 60 tahun dan memiliki spending power di atas 50 triliun dolar AS. Mereka lebih punya waktu tinggal di daerah subtropis dan menginginkan pindah saat musim dingin ke daerah yang nyaman seperti Bali," tuntasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.