Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Diperiksa KPK Terkait Korupsi Bansos Covid-19 Juliari, Effendi Gazali: Yang Besar Kapan Dipanggil ?

Pakar komunikasi politik Universitas Indonesia (UI) Effendi Gazali selesai menjalani pemeriksaan sebagai saksi di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Penulis: Ilham Rian Pratama
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Diperiksa KPK Terkait Korupsi Bansos Covid-19 Juliari, Effendi Gazali: Yang Besar Kapan Dipanggil ?
Tribunnews.com/ Ilham Rian Pratama
Effendi Gazali di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Kamis (25/3/2021). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ilham Rian Pratama

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pakar komunikasi politik Universitas Indonesia (UI) Effendi Gazali selesai menjalani pemeriksaan sebagai saksi di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Effendi Gazali diperiksa dalam kasus dugaan suap pengadaan bantuan sosial (bansos) penanganan Covid-19 untuk wilayah Jabodetabek di Kementerian Sosial yang menjerat eks Mensos Juliari Peter Batubara.

Usai diperiksa, Effendi Gazali menyinggung tim penyidik KPK.

Baca juga: KPK Limpahkan Berkas Perkara Eks Wali Kota Pekanbaru Zulkifli Adnan Singkah ke Pengadilan

"Pertanyaannya yang paling terakhir begini, saya kan sudah dipanggil nih, kalau KPK benar-benar ingin menegakkan keadilan, yang besar-besar kapan nih dipanggilnya," kata Effendi di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Kamis (25/3/2021).

Namun sayang Effendi tak menjelaskan lebih jauh soal maksud pernyataannya itu.

Ia kembali menyinggung tim penyidik soal kapan akan memeriksa mereka yang diduga memiliki peran besar dalam kasus ini.

Baca juga: DPP GMNI Desak KPK Bongkar Dugaan Mafia dalam Pengelolaan Distribusi Vaksin

Berita Rekomendasi

"Ya, iya dong, anda tau lah, anda suka begitu. Saya sudah datang, saya sudah dipanggil memenuhi panggilan walau pun kemarin (panggilannya) cuma di WA (WhatsApp), saya datang, nah yang besar-besar kapan nih dipanggilnya," katanya.

Diminta Bawa Rekening Perusahaan

Pengamat komunikasi politik Effendi Gazali mengaku diminta penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membawa rekening sebuah perusahaan.

Hal itu dikatakannya sebelum menjalani pemeriksaan sebagai saksi dalam kasus dugaan suap pengadaan bantuan sosial (bansos) Covid-19 untuk wilayah Jabodebatek tahun 2020 di Kementerian Sosial.

Effendi Gazali mengaku permintaan membawa rekening tersebut tertuang dalam surat panggilan.

Baca juga: Effendi Gazali Siap Dikonfrontasi dengan CV Hasil Bumi Nusantara soal Kuota Bansos

"Pertanyaan yang menarik adalah, surat panggilan KPK itu isinya harap membawa rekening perusahaan sejak 1 Januari 2020 dan PO, bansos Kemensos. Saya ambil rekening siapa. Dari perusahaan mana?" kata Effendi di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Kamis (25/3/2021).

Effendi Gazali yang diperiksa sebagai saksi untuk tersangka Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Kemensos Matheus Joko Santoso mengaku baru mengetahui dirinya akan diperiksa dalam kasus ini, Rabu (24/3/2021) malam.

Baca juga: Kasus Bansos Juliari Batubara, KPK Periksa Effendi Gazali dan Adik Ihsan Yunus

"Mengenai pemanggilan saya, saya dapat panggilannya tadi malam jam 19.41 WIB, melalui WhatsApp. Jadi, saya sampai sekarang belum terima surat panggilan secara resminya. Belum ada," kata Effendi.

KPK telah menetapkan lima tersangka dalam perkara ini, yaitu sebagai penerima suap masing-masing mantan Menteri Sosial Juliari Peter Batubara serta dua Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) di Kemensos Matheus Joko Santoso dan Adi Wahyono.

Baca juga: Diperiksa Terkait Kasus Bansos Corona, Effendi Gazali Diminta Penyidik KPK Bawa Rekening Perusahaan

Pemberi suap adalah Harry Van Sidabukke dan Ardian Iskandar Maddanatja yang saat ini sudah berstatus terdakwa.

Harry Van Sidabukke yang berprofesi sebagai konsultan hukum didakwa menyuap Juliari Batubara, Adi Wahyono, dan Matheus Joko Santoso sebesar Rp1,28 miliar karena membantu penunjukan PT Pertani (Persero) dan PT Mandala Hamonangan Sude (MHS) sebagai penyedia bansos sembako Covid-19 sebanyak 1.519.256 paket.

Sementara itu, Direktur Utama PT Tigapilar Agro Utama Ardian Iskandar Maddanatja didakwa menyuap Juliari Batubara, Adi Wahyono dan Matheus Joko Santoso senilai Rp1,95 miliar karena menunjuk Ardian melalui PT Tigapilar Agro Utama sebagai penyedia bansos sembako tahap 9, 10, tahap komunitas, dan tahap 12 sebanyak 115.000 paket.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas