Kisah Diaspora Thierry Timans Bertemu Penyanyi Asal Jogja di Kaledonia Baru, Kini Jadi Istrinya
Theirry mengungkapkan, meski berstatus sebagai warga negara Perancis, kedua putranya justru menyukai budaya-budaya Indonesia.
Editor: Dewi Agustina
Pertemuan Thierry dengan sang istri bermula saat adanya perayaan 17 Agustus, Hari Kemerdekaan Indonesia di Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Kaledonia Baru puluhan tahun silam.
Saat itu ada dua penyanyi Indonesia asal Jogja yang dihadirkan untuk memeriahkan acara perayaan 17 Agustus, salah satunya adalah yang kini menjadi istri Thierry.
"Dulunya itu karena sempat mendatangkan penyanyi Indonesia dalam rangka 17 Agustus. Ada dua penyanyi dari Jogja dan kebetulan saya yang mengantar ke sana-sini, berkenalan," kenang Thierry.
Dari perkenalan itu, Thierry menjalin hubungan lebih intens dengan sang istri. Keduanya kemudian melangsungkan pernikahan setahun setelahnya di Jogja.
"Setahun kemudian saya ke Jogja untuk menikah dengan adat Jawa. Mengikuti acara siraman," tutur Thierry.
Thierry telah dikaruniai dua orang anak laki-laki dari pernikahannya dengan wanita asal Jogja tersebut.
Si putra sulung kini telah berusia 20 tahun, sementara putra bungsunya berusia 14 tahun.
Baca juga: Konjen Hendra: Diaspora Keturunan Jawa di Kaledonia Baru Aktif Promosikan Budaya Indonesia
Baca juga: Mengawali Perdamaian Dunia, Diaspora Katolik Gelar Perayaan Natal 2020 Secara Virtual
Kedua putra Thierry yang lahir di Kaledonia Baru harus berkewarganegaraan Prancis.
Itu dikarenakan Kaledonia Baru masih berstatus jajahan sui generis Perancis, alias belum menjadi wilayah yang berdaulat.
"Sesuai peraturan di sini, yang lahir di sini otomatis warga negara Perancis. Putra-putra saya warga negara Perancis. Kalau istri saya tetap warga negara Indonesia," jelas Thierry.
Anak-anak Suka Budaya Indonesia
Theirry mengungkapkan, meski berstatus sebagai warga negara Perancis, kedua putranya justru menyukai budaya-budaya Indonesia.
Ada yang suka bermain alat musik tradisional Indonesia seperti gamelan dan angklung. Ada juga putra Thierry yang menekuni beladiri pencak silat dan bahasa Jawa.
Keduanya kini bahkan menjadi guru budaya Indonesia di komunitas Persatuan Masyarakat Indonesia dan Keturunannya (PMIK).