Jokowi Minta Hentikan Perdebatan soal Impor Beras dan Pastikan Beras Petani akan Diserap Bulog
Presiden Joko Widodo (Jokowi) akhirnya angkat bicara setelah polemik impor beras terus ramai deperbincangkan di tengah masyarakat.
Penulis: Faryyanida Putwiliani
Editor: Garudea Prabawati
Karena dirinya menilai itu hanya akan membuat harga gabah di tingkat petani menjadi anjlok.
"Saya tahu kita memasuki masa panen dan harga beras di tingkat petani belum sesuai yang diharapkan. Oleh sebab itu saya minta hentikan perdebatan terkait dengan impor beras."
"Ini justru bisa membuat harga gabah di tingkat petani turun atau anjlok," pungkasnya.
Baca juga: Ombudsman RI Sebut Stok Beras di Indonesia Masih Aman hingga April 2021
Baca juga: Menteri Lutfi Soal Kebijakan Impor Beras: Kalau Memang Saya Salah, Saya Siap Berhenti, tidak Masalah
Mendag Muhammad Lutfi Siap Mundur Jika Keputusan Impor Beras Dinilai Keliru
Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi mengaku akan berhenti dari jabatannya apabila keputusan impor beras satu juta ton keliru.
Menurut Mendag, keputusan mengimpor beras sudah dihitung secara sangat matang terkait ketersediaan beras atau iron stock di gudang Bulog.
"Saya mesti memikirkan yang tidak terpikirkan, saya mesti mengambil keputusan yang tidak populer, saya hadapi. Kalau memang saya salah, saya siap berhenti, tidak ada masalah,” katanya dalam rapat dengan Komisi VI DPR, Senin (22/3/2021).
Mendag menekankan bahwa tugasnya adalah memikirkan apa yang tidak dipikirkan anggota DPR.
“Contohnya sekarang harga cabai naik apakah petani mendapatkan support? Tidak. Salah siapa? Salah saya juga. Bagaimana, orang Indonesi mau makan cabainya, cabai segar,” imbuhnya.
Baca juga: Tunggu Panen Raya Padi, Ombudsman Minta Pemerintah Tunda Impor Beras
Baca juga: Anggota Komisi VI DPR: Impor Beras Cederai Cita-Cita Swasembada Pangan
Mendag memastikan saat ini iron stock Bulog sudah sangat rendah, bahkan terendah sepanjang sejarah di bawah level 500 ribu ton.
Sedangkan penyerapan Bulog terhadap produksi petani sangat rendah yakni hanya 85 ribu ton dari target yang seharusnya 500 ribu ton di musim panen raya.
“Bukan salahnya Bulog, karena gabah hasil panen petani itu basah dan Bulog memiliki ketentuan untuk menyerapkan gabah yang kering sesuai ketentuan untuk disimpan di gudang,” tutur Mantan Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) tersebut.
Mendag jugamenegaskan, wacana impor beras ini tidak akan dilakukan saat panen raya, dan angkanya pun tidak harus 1 juta ton.
"Sekali lagi saya utarakan tidak ada beras impor ketika panen raya, pasti. Saya ingin supaya tenangkan semua," tuturnya.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Reynas Abdila)