Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Selain Katedral Makassar, Bom Panci Juga Pernah Mengguncang Kota Bandung dan Terminal Kampung Melayu

Bom panci yang digunakan pelaku bom bunuh diri di Katedral Makassar bukan hal baru sebelumnya bom panci terjadi di Bandung dan Terminal Kampung Melayu

Penulis: Theresia Felisiani
zoom-in Selain Katedral Makassar, Bom Panci Juga Pernah Mengguncang Kota Bandung dan Terminal Kampung Melayu
TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR
Petugas Kepolisian melakukan olah TKP ledakan di Gereja Hati Yesus Yang Mahakudus atau Katedral Makassar, Minggu (28/3/2021). Polisi menyatakan bom yang meledak tersebut merupakan bom bunuh diri. TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR 

Panci diisi rangkaian bahan peledak serta ditambahkan paku dan gotri.

Pelaku lalu memasukkan panci tersebut ke dalam tas ransel yang dia bawa.

"Jadi, kemungkinan hasil olah TKP, dua pelaku membawa panci di dalam tasnya. Di bom panci itu ditemukan (serpihan) paku dan gotri," ujar Setyo Wasisto di lokasi kejadian.

Meski demikian, lanjut Setyo, polisi belum bisa menjelaskan apakah bom panci itu berjumlah dua buah.

Petugas kepolisian melakukan olah TKP di lokasi yang diduga ledakan bom di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, Kamis (25/5/2017) dini hari. Ledakan yang diduga bom menewaskan beberapa orang. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Petugas kepolisian melakukan olah TKP di lokasi yang diduga ledakan bom di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, Kamis (25/5/2017) dini hari. Ledakan yang diduga bom menewaskan beberapa orang. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Diketahui, ledakan di area terminal dalam kota itu berjumlah dua kali.

Polisi juga belum bisa menjelaskan apakah kedua bom panci itu dibawa oleh masing-masing pelaku.

Polisi baru hanya memastikan satu bom panci dibawa di dalam ransel pelaku.

Berita Rekomendasi

Sementara satu bom lainnya belum bisa diungkap.

Peristiwa itu sendiri menelan 15 korban.

Terdiri dari 10 orang luka dan lima lainnya meninggal dunia.

Korban meninggal dunia terdiri dari tiga personel Polri dan dua pria yang diduga sebagai pelaku.

Pelaku peledakan bom di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, pada Rabu (24/5/2017) malam lalu, merupakan kelompok lama.

Mereka merupakan bagian dari kelompok Jamaah Anshar Daulah (JAD).

"Ini kelompok pelaku lama juga, kelompok JAD sel Bandung Raya‎," kata Tito Karnavian saat meninjau lokasi ledakan, Jumat (26/5/2017) petang.

Petugas Dokpol memgangkat jenazah di lokasi yang diduga ledakan bom di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, Kamis (25/5/2017) dini hari. Ledakan yang diduga bom menewaskan beberapa orang. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Petugas Dokpol memgangkat jenazah di lokasi yang diduga ledakan bom di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, Kamis (25/5/2017) dini hari. Ledakan yang diduga bom menewaskan beberapa orang. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) tersebut mengatakan, sebagian dari anggota JAD sudah ada yang ditangkap.

Beberapa rencana aksi mereka juga berhasil digagalkan Densus 88.

Satu di antaranya, rencana pengeboman di pos polisi simpang lima Senen, Jakarta Pusat, berhasil digagalkan.

"Sebetulnya mereka sudah merencanakan aksi teror kepada anggota kepolisian di pos polisi Senen, Jakarta Pusat. Berhasil digagalkan tim Densus (88), sebagian dilumpuhkan di Waduk Jatiluhur (Jawa Barat)," ungkap Tito Karnavian.

Kelompok pelaku peledakan Kampung Melayu, menurut Tito Karnavian, juga merupakan kelompok yang sama dengan yang merencanakan pengeboman di Bandung, Jawa Barat, pada Februari lalu.

Rencana tersebut gagal, karena bom meledak terlebih dahulu di Taman Pandawa, Bandung.

‎"Sehingga akhirnya melarikan diri masuk ke kantor lurah (Cicendo) dan dilakukan pengepungan oleh jajaran Polda Jabar, kemudian berhasil dilumpuhkan‎," ujar Tito Karnavian.

Lalu apa itu Bom Panci?

Bom panci atau pressure cooker bomb adalah bom yang menggunakan panci presto sebagai wadah alat ledaknya.

Di dalam panci presto tersebut dimasukan beragam jenis bahan peledak dan partikel lain seperti paku, bongkahan besi, kaca, dan sebagainya.

Pada gagang panci bisa ditempelkan ponsel sebagai detonator pemicunya sehingga bom jenis ini bisa dikendalikan melalui jarak jauh.

Dua anggota brimob bersenjata laras panjang berjaga-jaga di pintu masuk rumah kontrakan terduga teroris saat dilakukan penggeledahan oleh tim Densus 88, di Gang Karyabakti, RT 03 RW 04, Jalan Caringin, Kelurahan Margahayu Utara, Kecamatan Babakan Ciparay, Kota Bandung, Rabu (12/7/2017). Kamar kontrakan tersebut dihuni Ade Arif Suryana (24) yang diduga sebagai perakit bom panci yang meledak di Kubangbeureum, Kecamatan Buahbatu, beberapa hari lalu. Pria warga Kabupaten Cianjur itu sudah terlebih dahulu diamankan polisi pada Selasa (11/7/2017). TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Dua anggota brimob bersenjata laras panjang berjaga-jaga di pintu masuk rumah kontrakan terduga teroris saat dilakukan penggeledahan oleh tim Densus 88, di Gang Karyabakti, RT 03 RW 04, Jalan Caringin, Kelurahan Margahayu Utara, Kecamatan Babakan Ciparay, Kota Bandung, Rabu (12/7/2017). Kamar kontrakan tersebut dihuni Ade Arif Suryana (24) yang diduga sebagai perakit bom panci yang meledak di Kubangbeureum, Kecamatan Buahbatu, beberapa hari lalu. Pria warga Kabupaten Cianjur itu sudah terlebih dahulu diamankan polisi pada Selasa (11/7/2017). TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)

Bagaimana cara kerjanya?

1. Semua bahan peledak seperti jenis TNT dan partikel lainnya seperti paku dan pecahan kaca dipanaskan di dalam panci presto.

2. Penyumbat ledakan ditempelkan di atas tutup panci yang tersambung dengan detonator pemicu berupa ponsel atau jam digital.

3. Panas yang terkunci di dalam panci presto bisa mencapai 121 derajat celsius. Panas tersebut memicu api ledakan dalam waktu singkat, sekitar satu menit.

4. Ledakan besar terjadi dengan dampak sekitar 1-11 meter. Partikel-partikel lain di dalam panci berterbangan dengan kecepatan mencapai 1 kilometer per detik.

Bom panci cukup mematikan. Daya ledak yang cukup besar dan partikel-partikel lain di dalamnya bisa mencapai jarak jauh dan melukai banyak orang.

Kepala Bidang Humas Polda Jabar, Kombes Pol Yusri Yunus memberikan penjelasan sejumlah barang bukti yang dibawa tim Inafis Polda Jabar dari kamar kontrakan seusai penggeledahan, di Gang Karyabakti, RT 03 RW 04, Jalan Caringin, Kelurahan Margahayu Utara, Kecamatan Babakan Ciparay, Kota Bandung, Rabu (12/7/2017). Kamar kontrakan tersebut dihuni Ade Arif Suryana (24) yang diduga sebagai perakit bom panci yang meledak di Kubangbeureum, Kecamatan Buahbatu, beberapa hari lalu. Pria warga Kabupaten Cianjur itu sudah terlebih dahulu diamankan polisi pada Selasa (11/7/2017). TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Kepala Bidang Humas Polda Jabar, Kombes Pol Yusri Yunus memberikan penjelasan sejumlah barang bukti yang dibawa tim Inafis Polda Jabar dari kamar kontrakan seusai penggeledahan, di Gang Karyabakti, RT 03 RW 04, Jalan Caringin, Kelurahan Margahayu Utara, Kecamatan Babakan Ciparay, Kota Bandung, Rabu (12/7/2017). Kamar kontrakan tersebut dihuni Ade Arif Suryana (24) yang diduga sebagai perakit bom panci yang meledak di Kubangbeureum, Kecamatan Buahbatu, beberapa hari lalu. Pria warga Kabupaten Cianjur itu sudah terlebih dahulu diamankan polisi pada Selasa (11/7/2017). TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)

Bom Berbahaya

Peneliti dari Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, pernah meneliti senyawa ledak TATP (triacetone triperoxide) atau kerap pula disebut tri-cyclo acetone peroxide (TCAP).

Ini adalah bahan baku utama pembuatan bom yang pernah digunakan oleh pelaku bom bunuh diri di kantor Kelurahan Arjuna, Cicendo, Jawa Barat, 2016 lalu.

Para peneliti ini menilai TATP adalah bahan peledak primer, yang artinya tidak butuh bahan campuran peledak lain.

Untuk meledak, bahan ini cukup dipicu gesekan, nyala api, atau aliran listrik. TATP menjadi salah satu golongan bahan peledak berjenis keton peroksida.

Senyawa ini memiliki keaktifan oksigen tinggi dan paling murah di antara semua bahan peledak. Kelebihan lain TATP adalah tidak mudah terdeteksi oleh radar. (tribun network/thf/TribunTimur.com/Kompas.com/Tribunnews.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas