Jubir KLB Tuding Radikalisme Tumbuh Subur Era SBY, Ossy Dermawan: Pernyataannya Menyulut Kemarahan
Tudingan radikalisme tumbuh subur di era kepemimpinan SBY dibantah Wasekjen Partai Demokrat, Ossy Dermawan.
Penulis: Inza Maliana
Editor: Tiara Shelavie
Menurutnya, penghargaan itu adalah bentuk nyata pengakuan dunia kepada SBY dalam memberantas radikalisme.
"Itulah mengapa pada tahun 2013, SBY mendapatkan penghargaan sebagai negarawan dunia 2013 (World Statesman Award) dari Appeal of Conscience Foundation (ACF)."
"Sebuah organisasi yang mempromosikan perdamaian, demokrasi, toleransi, dan dialog antar kepercayaan yang berbasis di New York, Amerika Serikat."
"Ini merupakan wujud apresiasi dunia terhadap kerukunan umat beragama di Indonesia semasa era pemerintahan SBY," ungkapnya.
Baca juga: ALASAN Moeldoko Terima Pinangan Jadi Ketum Demokrat Versi KLB, Minta Tak Bawa-bawa Presiden Jokowi
Ossy menegaskan, Partai Demokrat dibawah kepemimpinan AHY mendukung segala upaya Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam menjaga kemajemukan di Indonesia.
"Kami mendukung segala upaya Presiden Jokowi dalam menjaga keberagaman, kebhinekaan dan pluralisme Indonesia sehingga tercipta harmoni dan perdamaian di negeri ini."
"Yang terpenting segala tindakan harus didasarkan pada keadilan (justice) dan kebijaksanaan (wisdom)," pungkasnya.
Baca juga: Kubu Moeldoko Seret Ibas ke Kasus Hambalang, Demokrat: Jangan Sebar Fitnah Jika Tak Punya Bukti
Jubir KLB Tuding Radikalisme Subur di Era SBY
Sebelumnya diberitakan, Juru bicara Partai Demokrat kubu Moeldoko, Muhammad Rahmad menyebut, paham radikalisme tumbuh subur pada masa kepemimpinan Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Menurut Rahmad, hal itu mengakibatkan banyak kasus intoleransi terjadi di era SBY.
"Semasa SBY menjadi Presiden, diakui bahwa paham radikal tumbuh subur dan seakan-akan mendapat tempat di Indonesia," kata Rahmad kepada wartawan, Senin (29/3/2021).
Rahmad menambahkan, ketika organisasi radikal dibubarkan oleh pemerintahan Joko Widodo (Jokowi), pihaknya mendeteksi kalau organisasi itu mencari tempat berlindung ke Partai Demokrat.
Menurutnya organisasi berpaham radikal itu merasa nyaman dengan Demokrat.
"Setidaknya, kelompok radikal itu merasa nyaman dengan Partai Demokrat. Apalagi jika dikasih ruang untuk masuk ke dalam legislatif, maka itu akan membahayakan masa depan Indonesia," ujarnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.