Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pelaku Bom di Makassar Belajar dari Medsos, GAMKI: Masyarakat Harus Proaktif Laporkan Konten Radikal

GAMKI kutuk keras aksi terorisme bom bunuh diri yang terjadi di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan.

Penulis: Inza Maliana
Editor: Sri Juliati
zoom-in Pelaku Bom di Makassar Belajar dari Medsos, GAMKI: Masyarakat Harus Proaktif Laporkan Konten Radikal
Tribun Timur/Sanovra Jr
Lokasi dan kendaraan roda dua yang digunakan pelaku bom bunuh diri di depan pagar Gereja Katedral, Jalan Kajaolalido, Kecamatan Ujung Pandang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (28/3/2021) malam. Pascaledakan, Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo dan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto meninjau lokasi ledakan bom bunuh diri. Adapun terduga pelaku bom bunuh diri ini pernah melaksanakan operasi di Jolo, Philipina, yang merupakan bagian dari kelompok Jemaah Ansarut Daulah (JAD) yang diamankan beberapa waktu lalu. Hingga saat ini aparat terus melakukan pengembangan. 

"Saya rasa ini menjadi peringatan bagi kita, bahwa doktrin dan propaganda radikalisme terorisme itu menyasar generasi muda yang tidak memiliki pondasi ideologi Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika yang kuat," kata Sahat.

Menurut Sahat, terorisme berawal dari benih intoleransi dan eksklusivisme.

Kemudian, tumbuh menjadi pemikiran radikalisme dan selanjutnya ekstremisme, yang dapat berujung pada aksi terorisme.

Sekretaris Umum DPP GAMKI Sahat  Martin Philip Sinurat.
Sekretaris Umum DPP GAMKI Sahat Martin Philip Sinurat. (Ist for tribunnews.com)

"Sangat penting sekali melakukan pencegahan pemikiran intoleransi dan eksklusivisme sejak dini melalui pendidikan kepada generasi muda."

"Generasi muda Indonesia harus diajar dan dilatih bahwa kita hidup di tengah masyarakat yang majemuk."

"Keberagaman adalah kekayaan yang harus kita jaga dan rawat bersama," kata Sahat.

Sahat juga mengingatkan pentingnya mengawasi penyebaran paham radikalisme dan terorisme melalui media sosial.

Baca juga: Bom Bunuh Diri di Gereja Katedral Jadi Pelajaran, Wali Kota Makassar Akan Bentuk Pasukan Khusus

Berita Rekomendasi

"Polisi tadi mengungkap bahwa pelaku belajar merakit bom melalui media sosial. Sebagian besar generasi muda kita adalah pengguna media sosial."

"Jadi tidak hanya pemerintah, masyarakat juga harus proaktif mengawasi media sosial, dan melaporkan ke pihak berwajib jika ditemukan adanya konten-konten di media sosial yang diduga bermuatan doktrin radikalisme, terorisme."

"Bahkan yang terkait dengan tata cara pembuatan bahan peledak ataupun aksi-aksi terorisme lainnya," pungkas Sahat.

Baca juga: Seorang Guru di NTB Diringkus Setelah Peristiwa Bom Makassar, Diduga Terjerat Jaringan Terorisme

Pelaku Belajar Rakit Bom dari Medsos

Sebelumnya diketahui, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Irjen Boy Rafli Amar mengungkap sejumlah fakta setelah terjadinya bom bunuh diri di depan Gereja Katedral pada Minggu (28/03/2021).

Boy mengatakan, kedua pelaku bom bunuh diri belajar merakit bom secara daring.

"Ada informasi ini juga berkaitan dengan online training di media sosial yang dikembangkan oleh mereka."

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas