Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Seminar Internasional Air Power: Transformasi Air Power Guna Wujudkan TNI AU Disegani di Kawasan

Seminar Internasional Air Power ini menghadirkan Keynote Speaker Panglima TNI dan Wamenhan RI.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Seminar Internasional Air Power: Transformasi Air Power Guna Wujudkan TNI AU Disegani di Kawasan
Istimewa
Seminar Internasional Air Power Tahun 2021 dalam menyambut peringatan HUT ke-75 TNI AU mengangkat tema "Transformasi Air Power Guna Mewujudkan TNI Angkatan Udara yang Disegani di Kawasan" diselenggarakan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Udara (Seskoau), Lembang, Rabu (31/3/2021). 

TRIBUNNEWS.COM, LEMBANG - Seminar Internasional Air Power Tahun 2021 dalam menyambut peringatan HUT ke-75 TNI AU mengangkat tema "Transformasi Air Power Guna Mewujudkan TNI Angkatan Udara yang Disegani di Kawasan" diselenggarakan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Udara (Seskoau), Lembang, Rabu (31/3/2021).

Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo yang menjadi keynote speaker dalam seminar itu menyampaikan, dalam dekade terakhir kita menyaksikan perubahan yang fundamental pada strategi dan bentuk air power, dimana kekuatan udara menjadi faktor krusial penentu kemenangan dalam perang modern.

Kasau menjelaskan, di masa depan pertempuran udara diprediksi akan banyak melibatkan Alutsista yang mampu mengintegrasikan informasi dari berbagai unsur secara cepat dan tepat untuk meningkatkan air domain awareness serta kecepatan pengambilan keputusan dalam pertempuran.

"Keberhasilan TNI AU dalam mengembangkan kekuatan udara (Air Power) yang handal baik pada kemampuan diplomasi, intelijen, penyerangan, pertahanan, khusus, dukungan, integrasi komunikasi dan informasi, siber, perang elektronika (pernika), pemeliharaan dan pemberdayaan wilayah pertahanan udara," ujar Kasau.

Baca juga: Panglima TNI Bahas Pesawat Tempur Hingga Drone yang Jadi Penentu Kemenangan Dalam Perang Modern

Untuk itu, menurut Kasau, diperlukan adanya transformasi Air Power, proses transformasi kekuatan udara guna memenuhi standar kesiapan operasi perang modern menjadi prasyarat mutlak bagi TNI AU dalam mengoptimalkan kekuatan dan kemampuan untuk mewujudkan keunggulan udara.

"Mengingat perkembangan lingkungan strategis yang begitu dinamis yang berpotensi memberikan ancaman militer maupun ancaman bersenjata," ujarnya.

Sementara itu Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto selaku keynote speaker melalui virtual menyampaikan bahwa pada perang dunia II menjadi catatan sejarah paling lengkap bagi kebangkitan kekuatan udara sebagai senjata mematikan baru dalam pertempuran.

Berita Rekomendasi

"TNI AU harus terus mencermati teknologi pesawat nirawak atau UCAV sebagai alat utama sistem Persenjataan (Alilutsista) yang modern serta pentingnya meningkatkan kemampuan personel serta kesiapan operasional," tegas Panglima TNI.

Kegiatan Seminar Internasional Air Power ini merupakan implementasi dari visi Kasau untuk mewujudkan TNI Angkatan Udara yang disegani di kawasan, dan saat yang tepat diadakannya sebuah transformasi dalam konteks sebuah perubahan dalam membangun TNI AU kedepan.

Ditegaskan bahwa proses transformasi kekuatan udara diperlukan guna memenuhi standar kesiapan operasi perang modern menjadi prasyarat mutlak bagi TNI AU dalam mengoptimalkan kekuatan dan kemampuan untuk mewujudkan keunggulan udara.

Hal ini mengingat perkembangan lingkungan strategis yang begitu dinamis yang berpotensi memberikan ancaman militer maupun ancaman bersenjata.

"Transformasi Air Power dengan landasan konseptual yang tepat didasarkan melalui pengembangan organisasi, teknologi dan kesiapan operasi yang meningkatkan kemampuan TNI AU dalam menjalankan peran kendali udara (control of the air), serangan udara (air strike), intelligence, surveilance and revoninase (ISR), dan mobilitas udara (Air Mobility) secara optimal," tegasnya.

Transformasi perubahan di bidang khususnya air power ini bukan dalam bentuk perlombaan senjata atau mengancam negara lain, tetapi transformasi ini dilakukan semata-mata untuk sistem pertahanan.

Dua aspek ini, menurut panglima TNI. merupakan pendekatan yang dilakukan yaitu hardpower dan softpower, dimana banyak yang berlomba-lomba membangun hardpower dan kita menyadari bahwa kawasan Asia Tenggara adalah kawasan damai.

"Kita bukan membangun' kekuatan udara secara penuh dari sisi hardpower, tetapi pada batas dimana kita bisa mempertahankan diri untuk menjaga wilayah kedaulatan negara dari berbagai bentuk ancaman.," ujarnya.

Yang lebih penting, menurut Panglima TNUI, kita juga membangun softpower yaitu kekuatan yang menjadi alternatif pilihan untuk membangun kawasan yang damai melalui perang diplomasi, kerjasama, saling percaya melalui kegiatan human interian act berupa penaggulangan bencana bukan hanya kontrksy nasional maupun regional.

Danseskoau selaku narasumber menjelaskan tentang Plan Bobcat dalam rangka mengembangkan TNI Angkatan Udara agar selaras dengan kepentingan nasional yang bersifat strategis.

Plan Bobcat merupakan peran essential dalam konsep Airpower TNI Angkatan Udara modern yang meliputi reformasi organisasi, modernisasi teknologi, dan transformasi TNI Angkatan Udara menjadi Air Power yang berorientasi pada hasil effect - based-appoarch.

"Dengan demikian model transformasi Plan Bobcat ini meliputi perubahan organisasi dan teknologi yang diarahkan pada kesiapan Operasi yang selaras dengan kepentingan nasional Indonesia yang bersifat strategis, diharapkan dapat meningkatkan daya tangkal TNI Angkatan Udara dan pada gilirannya akan membuat Indonesia disegani di kawasan," ujarnya.

Seminar Internasional Air Power ini menghadirkan Keynote Speaker Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, S.I.P., dan Wamenhan RI Letjend TNI M. Herindra melalui virtual.

Selain itu narasumber lain Sekjen Kemhan RI Marsdya TNI Donny Ernawan T, M.D.S., Danseskoau Marsda TNI Samsul Rizal, S.I.P., M.Tr(Han)..

Narasumber pejabat sipil yakni, Kadep Hukum Internasional Unpad Prof. Atif Latifulhayat, S.H., LLM., Ph.D.

Kemudian Senior Adviser for Air Power Strategy At National Security College of the Australian National University and Director of Air Force Strategy of the Royal Australian Air Force Dr. Peter Hunter.

Lalu, Research Fellow on the Maritime Security Programme of the institute of Defence and Strategic Studios (IDSS) at the S. Rajaratnam School of Internasional Studies (RSIS) Dr. Olli Pekka Suorsa, and French Ministry of Defence Colonel Sven Meic, Ph.D.

Kegiatan sehari ini dihadiri langsung oleh Sekjen Kemhan Marsdya TNI Donny Ernawan T, M.D.S., para Asisten Kasau, para pejabat TNI-Polri di wilayah Bandung, dan para Kepala Dinas di jajaran Mabesau.

Hadir pula secara virtual oleh para pejabat dari Kementerian dan Lembaga Non Kementerian, akademisi, mahasiswa beberapa perguruan tinggi, serta siswa dari dalam dan luar negeri dengan jumlah sekitar 10.000 peserta via daring.  

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas