Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kemen PPPA Soroti Peningkatan Fenomena Perempuan dalam Aksi Radikal

Kerentanan dan ketidaktahuan perempuan juga turut menjadi sasaran masuknya pemahaman dan ideologi menyimpang.

Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Kemen PPPA Soroti Peningkatan Fenomena Perempuan dalam Aksi Radikal
Istimewa
Deputi Bidang Perlindungan Hak Perempuan Kemen PPP, Ratna Susianawati. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Juru Bicara Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA), Ratna Susianawati menyoroti peningkatan fenomena perempuan dalam aksi radikal.

Dalam sepekan, masyarakat dikejutkan dengan aksi terorisme dan radikalisme yang secara berturut-turut terjadi di dua lokasi, yaitu di gerbang Gereja Katedral, Makassar dan di Markas Besar (Mabes) Polri, Jakarta.

Mirisnya, kedua aksi terorisme dan radikalisme ini melibatkan perempuan sebagai pelakunya.

"Adanya fenomena peningkatan pelibatan perempuan dalam aksi radikalisme dan terorisme menunjukkan perempuan lebih rentan terlibat dalam persoalan ini," kata Ratna dalam sesi wawancara dengan salah satu stasiun televisi (TV) swasta, Jumat (2/4/2021).

Deputi Bidang Perlindungan Hak Perempuan Kemen PPPA itu mengatakan, faktor sosial, faktor ekonomi, perbedaan pola pikir, serta adanya doktrin yang terus mendorong perempuan melakukan tindakan radikal.

Menurutnya, diperlukan upaya pencegahan dari seluruh elemen masyarakat, khususnya melalui penguatan ketahanan keluarga sebagai unit terkecil dan pertahanan pertama dalam masyarakat.

Berita Rekomendasi

"Adanya doktrin yang terus mendorong bahkan menginspirasi para perempuan, hingga akhirnya mereka nekat melakukan aksi terorisme dan radikalisme," ungkap Ratna.

Baca juga: Terduga Teroris Bambang Pernah Rencanakan Aksi Pelemparan Air Keras kepada Personel Polri

Baca juga: Pengakuan Terduga Teroris Zulaimi Agus: Pengajar Perakit Bom Hingga Pasang Ilmu Kebal di Sukabumi

Ratna menambahkan kerentanan dan ketidaktahuan perempuan juga turut menjadi sasaran masuknya pemahaman dan ideologi menyimpang, sehingga mereka kerap dimanfaatkan dalam aksi radikalisme dan terorisme.

Selain itu, keterbatasan akses informasi yang dimiliki dan keterbatasan untuk menyampaikan pandangan dan sikap, juga turut menjadi faktor pemicu.

"Disinilah pentingnya ketahanan keluarga dan strategi komunikasi yang baik untuk membangun karakter anak dengan menginternalisasi nilai-nilai sesuai norma hukum, adat, agama, dan budaya," ujarnya.

Ratna menilai ketahanan keluarga dan strategi komunikasi yang baik, sangat dibutuhkan sebagai pondasi dan filter dalam pengasuhan anak di keluarga.

Apalagi dengan kemajuan teknologi dan informasi saat ini, serta bervariasinya modus-modus kejahatan baru.

Orang tua turut punya peran untuk menjalin hubungan baik dengan anak, mengawasi dan mengontrol anak, serta memberikan edukasi, maupun menerapkan pola komunikasi yang terbuka dan mudah dipahami.

"Menerapkan pola pengasuhan dengan kesiapsiagaan, dan mendeteksi risiko karena banyak perempuan yang tidak tahu apa saja risiko yang akan ia hadapi, mengingat minimnya pengetahuan," terang Ratna.

Untuk menangani persoalan terorisme dan radikalisme di Indonesia, pemerintah tentunya tidak bisa bergerak sendiri.

Baca juga: Terduga Teroris Zulaimi Agus Beberkan Alasannya Menjadi Pembuat dan Pengajar Bom Aseton Peroksida

Baca juga: POPULER REGIONAL Istri Terduga Teroris Dapat Bantuan dari Jokowi | Pensiunan Guru Cabuli Siswi Les

Pentingnya sinergi semua pihak baik civil society (masyarakat sipil) untuk bergerak secara masif dan berkelanjutan.

Khususnya dengan melakukan sistem deteksi dini (early warning system) karena persoalan terorisme dan radikalisme ini merupakan tantangan besar dalam menghasilkan SDM berkualitas.

"Mari kita bersinergi lindungi perempuan dari bahaya terorisme dan radikalisme, demi mewujudkan Generasi Emas Indonesia pada 2045. Jika perempuan berdaya, anak terlindungi, saya yakin Indonesia pun akan maju," tegas Ratna.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas