Pemerintah Sapkan Santunan Rp 15 Juta untuk Setiap Korban Banjir Bandang di NTT
"Data sementara 86 korban meninggal, pemerintah akan memberi santutnan masing-masing sebesar Rp 15 juta," kata Mensos Tri Rismaharini.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah akan memberikan santunan kepada korban meninggal dan luka-luka akibat bencana alam di sejumlah wilayah di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Hal itu disampaikan Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini dalam konferensi pers terkait Penanganan Bencana di Wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) melalui virtual, Senin (5/4/2021) malam.
"Data sementara 86 korban meninggal, pemerintah akan memberi santutnan masing-masing sebesar Rp 15 juta," kata Tri Rismaharini.
Dia mengatakan, pemeritah pusat akan memberikan santunan kematian kepada semua korban yang saat ini masih dalam proses pencarian.
Rincian sementara korban yang meninggal antara lain tersebar di Kabupaten Bima 2 orang, Flores Timur 49 orang, Alor 13 orang, Lembata 20 orang dan Ende 2 orang
Baca juga: Jalur Darat Putus, Bantuan untuk Daerah Terisolasi Akan Didistribusikan Lewat Helikopter
Adapun khusus untuk korban luka-luka yang mengalami luka-luka akibat bencana alam ini juga akan diberikan santunan dari pemerintah pusat, meskipun jumlahnya tidak sebanyak santunana kematian.
Baca juga: Hujan Tangis Pecah Saat Keluarga Korban Banjir Bandang Adonara Bertemu Bupati Flotim
"Korban luka-luka masih terdata 27 jiwa. Kami (pemerintah pusat,red) akan memberikan santunan masing-masing Rp 5 juta," ucap Risma.
Risma menyatakan, pihaknya juga akan mendata rumah-rumah dengan kondisi rusak yang nantinya akan diputuskan bersama, mana yang harus dibantu dan tidak.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengupdate korban jiwa dan hilang akibat bencana banjir bandang di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Menurut data yang diterima hingga Senin (5/4/2021) malam, sebanyak 84 orang korban meninggal dunia dan 71 orang masih dinyatakan hilang.
"Korban yang telah ditemukan 84 orang, dan yang masih dalam pencarian sebanyak 71 orang, suatu angka yang besar sekali," kata Doni Monardo.
Doni menambahkan, langkah awal yang dilakukan oleh tim di lapangan mulai dari Pemerintah Daerah, Kementerian Kesehatan, relawan lokal untuk mencari dan menemukan jenazah yang masih belum ditemukan.