Dokter dan Alat Perawatan Patah Tulang Masih Kurang di Lokasi Pengungsian Bencana NTB dan NTT
Doni Monardo mengatakan tenaga dokter serta peralatan untuk korban patah tulang masih kurang di lokasi bencana badai siklon tropis NTB dan NTT.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal Doni Monardo mengatakan tenaga dokter serta peralatan untuk korban patah tulang masih kurang di lokasi bencana badai siklon tropis NTB dan NTT.
Hal itu diungkapkan Doni usai rapat terbatas dengan Presiden Jokowi, Selasa, (6/4/2021).
"Alat-alat untuk merawat pasien patah tulang yang masih kurang," kata Doni.
Baca juga: UPDATE Korban Banjir Bandang dan Longsor di Adonara Flores Timur: 62 Meninggal, 4 Masih Hilang
Doni mengatakan untuk tenaga dokter, pihaknya telah berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan.
Pihak Kementerian Kesehatan kata dia, akan mendatangkan tenaga dokter dari Sulawesi Selatan dan Jawa Timur ke lokasi bencana.
Baca juga: Kemensos Salurkan Bantuan Logistik Rp1,2 Miliar untuk Korban Bencana di Flores Timur dan Lembata
"Untuk alat kesehatan (patah tulang) kami sudah beroperasi untuk segera didatangkan dari Jakarta dan dari Surabaya serta dari Makassar," katanya.
Sementara itu Doni mengatakan hampir semua lokasi pengungsian sudah berdiri fasilitas kesehatan untuk menangani korban bencana.
Obat-obatan di luar perawatan patah tulang sejauh ini masih mencukupi.
"Adapun obat-obatan sementara masih terpenuhi," pungkasnya.
Sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginstruksikan sejumlah jajarannya untuk melakukan penanganan dengan cepat dampak bencana di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara (Timur).
Presiden memerintahkan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin untuk mengirimkan tim secepatnya ke lokasi bencana.
"Pastikan hadirnya pelayanan kesehatan dan penanganan korban yang memerlukan pertolongan medis," kata Jokowi dalam rapat terbatas penanganan bencana di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa, (6/4/2021).
Presiden juga meminta Menteri Kesehatan untuk mendirikan atau memperbanyak tempat-tempat pelayanan kesehatan. Termasuk mendirikan rumah sakit di sekitar lokasi bencana untuk menangani para korban
"Serta memastikan ketersediaan tenaga medis dan obat-obatannya," pungkasnya.