Survei: Pemilih AHY dan Anies Paling Banyak Tak Setuju Pelarangan HTI & Pembubaran FPI
SMRC merilis hasil survei sikap publik nasional terhadap Hizbut Thahir Indonesia (HTI) dan Front Pembela Islam (FPI).
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) merilis hasil survei sikap publik nasional terhadap Hizbut Thahir Indonesia (HTI) dan Front Pembela Islam (FPI).
Salah satu yang dibahas adalah bagaimana sikap terhadap pelarangan HTI dan pembubaran FPI menurut massa pemilih calon presiden.
Manajer Program SMRC Saidiman Ahmad mengatakan hasil survei menunjukkan pemilih yang paling banyak tak setuju adanya pelarangan HTI berasal dari pemilih Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Di posisi kedua setelah pemilih AHY, diikuti oleh pemilih Prabowo Subianto dan pemilih Anies Baswedan.
Persentase pemilih Prabowo dan Anies hanya terpaut 1 persen.
"Dilihat dari sisi pilihan presiden, yang paling banyak tidak setuju dengan pelarangan HTI (di antara yang tahu) adalah pemilih AHY (34 persen), kemudian Prabowo (26 persen) dan Anies (25 persen)," ujar Saidiman, dalam webinar 'Survei Opini Publik Nasional SMRC : Sikap Publik Nasional terhadap FPI dan HTI', Selasa (6/4/2021).
Baca juga: Survei SMRC: Pemilih PKS Paling Banyak Tak Setuju Pelarangan HTI, Sementara Terkait FPI . . .
Sementara terkait pembubaran FPI, Saidiman mengatakan yang paling banyak tak setuju adalah pemilih Anies Baswedan sebanyak 73 persen.
Pesaing terdekat dari pemilih Anies adalah pemilih Sandiaga Uno dengan angka sebanyak 55 persen.
"Sementara yang paling banyak tidak setuju dengan pembubaran FPI (di antara yang tahu) adalah pemilih Anies Baswedan (73 persen), kemudian Sandi (55 persen)," ujar Saidiman.
Adapun populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang memiliki hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Metode yang digunakan adalah multistage random sampling dengan jumlah responden mencapai 1.220 responden dan margin of error sebesar kurang lebih 3,07 persen.
Responden terpilih diwawancarai secara tatap muka oleh pewawancara yang sudah dilatih.
Wawancara lapangan sendiri berlangsung antara 28 Februari hingga 8 Maret 2021.