Kegiatan Seni dan Kebudayaan Memerlukan Perhatian Serius Para Pemangku Kepentingan
Saat ini Indonesia belum bisa dikatakan bebas dari pandemi dan masih dalam masa transisi menuju pengendalian penyebaran Covid-19.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, BALI - Perlu perhatian dari pemangku kepentingan agar para pekerja kreatif bisa memanfaatkan setiap peluang yang mampu mendorong industri kreatif di tanah air tetap survive.
"Membutuhkan kerja-kerja besar dan harus mendapat prioritas tinggi agar peluang yang ada pada industri kreatif bisa dimanfaatkan dengan baik para pekerja seni," kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat saat membuka diskusi daring bertema "Merumuskan Jalan Kebangkitan Industri Kreatif Pasca Pandemi" yang digelar Forum Diskusi Denpasar 12 pada Rabu (7/4/2021).
Diskusi yang dimoderatori Luthfi Assyaukanie, Ph.D (Tenaga Ahli Wakil Ketua MPR RI Bidang Penyerapan Aspirasi Masyarakat dan Daerah) itu menghadirkan Wishnutama Kusubandio
(Komisaris Utama Telkomsel, Menteri Parekraf 2019-2020), Harry ‘Koko’ Santoso (Promotor Event) dan Diana Sastra (Seniman Tradisional Tarling).
Hadir juga Niluh Djelantik (Ketua DPP Partai NasDem Bidang UMKM, Entreprenuer Industri Fashion) dan Ananda Sukarlan (Pianis & Komponis) sebagai penanggap.
Baca juga: Pimpinan MPR Berharap Sekolah Sukma Bangsa Suarakan Nilai-nilai Kebangsaan
Menurut Lestari, saat ini Indonesia belum bisa dikatakan bebas dari pandemi dan masih dalam masa transisi menuju pengendalian penyebaran Covid-19.
Sehingga pergerakan masyarakat, jelas Rerie, masih harus dibatasi. Akibatnya, pekerja di industri kreatif yang sebagian besar seniman terdampak.
Bukan hanya itu, tegas anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, dampak pembatasan mobilitas orang ini juga dirasakan masyarakat penikmat seni pertunjukan.
"Jadi, baik seniman dan penontonnya terdampak di masa transisi ini. Ada aspek lain yang hilang dari rutinitas hiburan masyarakat," ujar Rerie.
Karena itu, jelasnya, saat ini harus ada upaya agar di masa transisi ini bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya agar industri kreatif tetap bergeliat dengan tetap menjalankan protokol kesehatan yang ketat.
Menteri Parekraf 2019-2020, Wishnutama Kusubandio berpendapat bahwa industri kreatif di masa pandemi ini sangat lekat dengan ekonomi digital.
Namun, ujar Wishnutama, kita harus memahami bahwa peluang di ekonomi digital ini belum maksimalkan dimanfaatkan.
Sangat disayangkan, jelas Wishnutama, yang mendapatkan keuntungan lebih besar bukan platform-platform dari Indonesia. "Jadi yang paling dapat manfaat dari maraknya digitalisasi ekonomi ini bukan bangsa kita," ujarnya.
Padahal, ujarnya, peluang pendapatan ekonomi digital itu senilai US$155 miliar atau 10% dari GDP Indonesia.
Wishnutama berharap pembangunan ekonomi kreatif harus komperhensif dari berbagai sisi. Untuk mengantisipasi perkembangan ekonomi digital pada masa datang, tegasnya, para pemangku kepentingan harus melalukan persiapan secara matang.