Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengamat Nilai Terduga Teroris yang Mengaku sebagai Simpatisan FPI Didasari Motivasi Politis

Pengamat terorisme UI Ridwan Habib menilai terduga teroris yang mengaku sebagai simpatisan FPI didasari motivasi politis.

Penulis: Shella Latifa A
Editor: Gigih
zoom-in Pengamat Nilai Terduga Teroris yang Mengaku sebagai Simpatisan FPI Didasari Motivasi Politis
WARTAKOTA/Henry Lopulalan
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran memberi pernyataan soal penangkapan sejumlah orang dan bahan peledak yang telah di lakukan di dua tempat berbeda yaitu Cibitung dan Condet di Polda Metrojaya, Jalan Sudirman, Jakarta Selatan, Senin (29/3/2021). Polda juga menunjukan barang bukti diantaranya adalah sejumlah senjata tajam, kaos bergambar serta ada pula baju seragam FPI, sejumlah HP, beberapa rangkaian berkabel yang diduga alat pemicu untuk bom rakit, sejumlah kartu identitas, beberapa buku dan dokumen serta barang lainnya. - Pengamat terorisme UI Ridlwan Habib menilai terduga teroris yang mengaku sebagai simpatisan FPI didasari motivasi politis. 

TRIBUNNEWS.COM - Beberapa waktu lalu tim Densus 88 Antiteror Polri telah melakukan penangkapan para terduga teroris di Jakarta-Bekasi.

Diketahui, di antara terduga teroris tersebut ada yang mengaku sebagai simpatisan Front Pembela Islam (FPI).

Menanggapi hal tersebut, pengamat terorisme Universitas Indonesia (UI) Ridwan Habib mengatakan terduga teroris biasanya keluar terlebih dahulu dari keanggotaan FPI.

"Data-data yang kita teliti yang menjadi teroris itu biasanya keluar dulu dari FPI," ucap Ridwan, dikutip dari tayangan Mata Najwa, Rabu (7/4/2021).

Ia mencontohkan, Zainal Anshori yang bergabung dengan organisasi terorisme Jamaah Ansharut Daulah (JAD) setelah keluar dari FPI.

Baca juga: Indonesia-Inggris Teken Kerja Sama Penanggulangan Terorisme

Baca juga: Misteri Abah Popon Terkuak, Terduga Teroris Mengaku Minta Ilmu Kebal Padanya, Ini Pernyataannya

Ridlwan menilai terduga teroris yang ditangkap Densus 88 ini berbeda dengan pelaku serangan di Makassar dan Mabes Polri waktu lalu.

Menurutnya, kedua pelaku serangan terorisme di Makassar dan Mabes Polri didasari pemahaman ideologis.

Berita Rekomendasi

Sementara, terduga teroris yang mengaku simpatisan FPI itu didasari motivasi politik.

Lebih lanjut, data yang dihimpun Ridlwan, belum ada kabar keterkaitan terduga teroris itu sudah bergabung dengan JAD.

Peneliti terorisme dan intelijen dari Universitas Indonesia (UI), Ridlwan Habib, menjadi pembicara pada diskusi terkait Islamic State of Iraq and Syria (ISIS), di kantor redaksi Tribun, Jakarta Pusat, Senin (23/3/2015). TRIBUNNEWS/HERUDIN
Peneliti terorisme dan intelijen dari Universitas Indonesia (UI), Ridlwan Habib, menjadi pembicara pada diskusi terkait Islamic State of Iraq and Syria (ISIS), di kantor redaksi Tribun, Jakarta Pusat, Senin (23/3/2015). TRIBUNNEWS/HERUDIN (TRIBUNNEWS/HERUDIN )

Baca juga: Mantan Napi Terorisme: Para Ulama Perlu Diberdayakan untuk Tangkal Paham Radikal

Baca juga: Deteksi Dini Terorisme Pemerintah Harus Beri Pembekalan Mulai dari Tingkat Keluarga

"Kita cek belum ada informasi bahwa mereka bergabung dengan JAD. Penelitian kami sementara, ini terorisme politik."

"Jadi, motivasinya berbeda sekali dengan serangan di Maksaar, dan Zakiah Aini (ZA)," lanjutnya.

"Kalau yang ini, motivasinya tampaknya politis. Mereka merasa mungkin terdzalimi, pimpinan mereka didzalimi," jelas Ridlwan.

Diberitakan sebelumnya, saat ini Tim Densus 88 Antiteror Polri masih mendalami dugaan pengakuan para terduga teroris yang ditangkap di Jakarta-Bekasi yang mengaku sebagai simpatisan FPI.

Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono menyampaikan penyidik nantinya akan mendalami apakah ada keterkaitan aktivitas teroris para pelaku dengan pengakuannya sebagai simpatisan FPI.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas