Cerita Kapten Laut Achmad Septian Take Off-Landing Helikopter di Atas Kapal Berlayar
Kapten Achmad mendapat tugas sebagai pilot untuk melaksanakan tugas penerbangan ke Pangkal Pinang.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Hasanudin Aco
![Cerita Kapten Laut Achmad Septian Take Off-Landing Helikopter di Atas Kapal Berlayar](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/helikopter-skuadron-400-milik-j.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, NATUNA - Sambil memperhatikan Helikopter Skuadron Udara 400, Kapten Laut Pelaut Achmad Septian tampak bersiap mengudara di atas Kapal Republik Indonesia (KRI) Teluk Bintuni-520.
Jumat (9/4/2021) siang, Kapten Achmad mendapat tugas sebagai pilot untuk melaksanakan tugas penerbangan ke Pangkal Pinang.
Sebelum melakukan tugas, Tribunnews.com menyempatkan berbincang dengan Kapten Achmad.
Tentunya, berbincang pengalaman dalam mengudara serta jam terbang menjadi pilot penerbang TNI Angkatan Laut.
Lulusan Akademi Angkatan Laut angkatan 55 tahun 2009 ini membagikan kisah pengalaman dalam melakukan lending maupun take off di atas Kapal yang sedang berlayar.
Baca juga: Aksi Prajurit TNI AL Latihan Pemadaman Api di Atas KRI Teluk Bintuni-520
Ia mengatakan, bahwa banyak faktor yang perlu dipersiapkan saat melakukan pendaratan maupun terbang di atas Kapal. Terutama, dalam membaca arah angin serta kemiringan Kapal saat menghantam ombak.
"Yaa disini kan banyak faktor ya, berbeda dengan mendarat yang di darat, faktor yang pertama angin sendiri, angin juga harus ada flying fors, jadi kapal juga punya kewajiban menetukan flying fors untuk persiapan kita mendarat," kata Achmad.
Meski sudah mempertimbangkan hal tersebut, kata Achmad, ada faktor-faktor lain yang membatasi Helikopter tidak bisa mendarat atau tidak di atas Kapal.
Yakni, terkait oleng-angguk Kapal yang sudah ditentukan agar bisa leanding dengan aman.
"Misalnya pada siang hari, 2 derajat oleng, angguknya sama 2,5 derajat. Lebih dari itu kita tidak rekomendet untuk take off lending di Kapal," tambahnya.
Kapten Achmad juga membagikan pengalamannya sebelum bertugas di Pusat Penerbang Angkatan Laut. Ia sempat mengabadikan tugas menjadi anggota kesatuan Marinir dengan pangkat Letda selama 2 tahun.
Sebelum, akhirnya pada tahun 2012 memutuskan ikut seleksi penerbang Angkatan Laut dan lulus di tahun 2013.
Menurutnya, suatu pengalaman yang membanggakan bisa menerbangkan dan take off Helikopter di atas Kapal yang sedang berlayar di tengah laut.
Tak hanya kebanggaan tersendiri, pria kelahiran Lumajang tahun 1986 ini pun menyebut bahwa tugasnya sebagai penerbang juga bisa membantu dan mendukung kegiatan TNI AL mulai dari latihan, operasi militer hingga operasi kemanusiaan.
"Kalau pengalaman mungkin pertama-pertama ya ada kebanggaan tersendiri lah istilahnya mendukung kita bagian dari AL bisa mendukung kegiatan juga latihan, operasi termasuk beberapa penugasan gabungan dengan nstansi lain. Sama SAR mungkin yang dulu pernah saya ikut juga pernah (evakuasi,red) Air Asia dulu. Peran-peran sosial juga banyak," tutur ayah satu anak ini.
Kapten Achmad bersama penerbang TNI AL lainnya bertugas membawa Helikopter Skuadron 400 dalam Latihan Operasi Pendaratan Administrasi (Latopratmin) TNI AL tahun 2021.