Ketegangan Najwa Shihab dengan Munarman, Berawal dari Pertanyaan Pernah Tidak Dipanggil Polisi
Ketegangan terjadi antara eks Sekretaris Umum FPI, Munarman, dengan Najwa Shihab dalam program talkshow Mata Najwa, Rabu (7/4/2021)
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Gigih
TRIBUNNEWS.COM - Ketegangan terjadi antara eks Sekretaris Umum FPI, Munarman, dengan Najwa Shihab dalam program talkshow Mata Najwa, Rabu (7/4/2021), dengan tema "Teror untuk Siapa?".
Saat itu, Najwa membahas hadirnya Munarman dalam acara baiat ISIS di Makassar pada 2015 silam.
Munarman menyampaikan jika dirinya tidak tahu menahu mengenai acara baiat itu, karena ia diundang untuk mengisi seminar.
“Di Makassar itu ada 2 peristiwa, saya diundang pengurus FPI Makassar dalam acara seminar. Di situ tidak ada baiat."
"Karena tiket (pesawat) saya itu besok siangnya. Mereka menawarkan besoknya masih ada lagi katanya. Ikutlah saya di situ, saya kira itu sama, tidak tahunya ada (baiat) itu,” kata Munarman dikutip dari YouTube Mata Najwa.
Baca juga: Soal Bom Bunuh Diri Makassar dan Teror Mabes Polri, Gus Nabil: Jangan Sampai Terkoyak Negeri Ini
Lalu ketegangan terjadi saat Najwa menanyakan, apakah Munarman menyampaikan klarifikasi itu ke polisi atau tidak.
Namun Munarman justru bertanya balik kepada Najwa.
"Perbuatan saya, diundang itu apakah perbuatan pidana? Kenapa saya harus klarifikasi? Itu dulu," tanya Munarman.
"Pertanyaan saya, apakah sempat ada yang memanggil?" jawab Najwa.
"Pertanyaan saya, apakah itu kejahatan, menceritakan dalam seminar, tentang strategi counter terrorism jangan sampai orang tidak terjebak, itu apakah kejahatan?" ungkap Munarman.
"Bang Munarman, saya bukan polisi, saya mengundang anda, bertanya pengalaman anda, apakah anda pernah dipanggil? Pertanyaan saya itu," ujar Najwa.
"Makanya saya jawab, apakah itu kejahatan, karena itu bukan kejahatan berarti tidak ada kewenangan pemanggilan itu," kata Munarman.
Baca juga: PPI Tegaskan Keluarga Benteng Utama Atasi Bahaya Radikalisme dan Terorisme
"Anda tidak menjawab pertanyaan simpel pernah atau tidak. Berarti memang belum pernah dipanggil," jawab Najwa.
"Berarti Anda minta saya dipanggil?" sahut Munarman.
"Saya bertanya pernah atau tidak?" balas Najwa.
"Yang dipanggil oleh polisi itu peristiwa pidana, jangan menggiring, ini menggiring ini," ungkap Munarman.
"Mbak Nana, itu dalam teori hukum itu namanya pertanyaan jebakan, Anda tidak boleh melakukan pertanyaan jebakan, itu berbahaya buat opini," imbuhnya.
Baca juga: Kepala BNPT: Seluruh Sumber Daya Harus Diberdayakan Hadapi Terorisme
Namun perdebatan itu berhasil ditengahi oleh Soleman B Ponto, Kepala Badan Intelijen Strategis (Kabais) TNI 2011-2013.
Dikutip Sripoku dari tayangan tersebut, Soleman menyebut, kehadiran Munarman itu merupakan indikasi.
Namun indikasi itu akan diperbincangkan secara tertutup.
"Jadi kehadiran itu hanya indikasi, dan saya tidak mungkin bisa memutuskan ada pelanggaran atau tidak," kata Soleman.
"Hanya Indikasinya apa, kalau kita berbicara indikasi, indikasi bahwa FPI ada hubungan dengan ISIS atau apa, dari indikasi itu kita nyatakan warning, ingin tidak boleh keluar, ini sifatnya rahasia. Karena apa bisa benar bisa salah"
"Inilah akibatnya, jika berita dari Intelejen keluar terjadilah kekacauan ini," kata Soleman.
Baca juga: Peringatan Kedubes AS, IPW Minta Kabaintelkam Bersihkan Kantong-kantong Terorisme di Indonesia
Sementara itu, Ridlwan Habib, Peneliti Terorisme Universitas Indonesia, juga membela Munarman pada kesempatan itu.
Sebab kata dia, kondisinya sudah terlanjur viral.
Menurut dia, akun anonim bisa menggunakan beberapa wajah.
"Coba cek aja di twitter, Munarman ISIS, Munarman FPI ISIS. Keluar semua narasinya, bahwa Munarman adalah anggota ISIS ikut baiat."
"Nah untuk membersihkan nama baik Munarman, Polri jangan diam aja doang, Polri seharunya memberikan klarifikasi yang dilakukan Munarman melawan hukumm atau tidak, kalau tidak harus disampaikan publik."
"Sehingga bang Munarman tidak menjadi sasaran bully di medsos"
"Polri harus menjaga nama baik sleuruh warga negara dong," kata dia.
Berita lain terkait Najwa Shihab
(Tribunnews.com/Gilang Putranto) (Sripoku.com/Fadhila Rahma)