Sebelum Tutup Usia, Daniel Dhakidae Ungkap Keinginannya Terbitkan Majalah Prisma Edisi 50 Tahun
Cendikiawan Daniel Dhakidae memiliki keinginan untuk menerbitkan majalah Prisma edisi 50 tahun, sebelum dia wafat pada 6 April 2021 lalu.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Cendikiawan Daniel Dhakidae memiliki keinginan untuk menerbitkan majalah Prisma edisi 50 tahun, sebelum dia wafat pada 6 April 2021 lalu.
Hal itu diungkapkan Daniel Dhakidae kepada Ketua Dewan Pengurus Lembaga Penelitian Pendidikan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES), Didik J Rachbini, beberapa hari sebelum cendekiawan yang banyak berkiprah di bidang sosial dan politik itu tutup usia.
Daniel Dhakidae adalah cendekiawan yang banyak berkiprah di bidang sosial dan politik.
Kiprahnya terlihat saat aktif dalam redaksi majalah Prisma, Lembaga Penelitian Pendidikan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES), serta divisi Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Kompas.
Daniel meninggal dunia akibat serangan jantung.
Baca juga: Ketua Dewan Pengurus LP3ES : Pemikiran Daniel Dhakidae Sangat Ekstrem untuk Dunia Ekonomi
Ia berpulang pada Selasa (6/4/2021) pagi di Rumah Sakit MMC Kuningan, Jakarta.
“Tiga hari sebelumnya (meninggal), dia komunikasi dengan saya tetapi tidak bisa telepon karena suaranya serak dan dia ingin menyampaikan, ingin membuat Prisma edisi 50 tahun. Dia katakan kata-katanya harus out of the box dan harus besar,” kata Didik J Rachbini dalam Webinar Cendikiawan dan Kekuasaan: Mengenang Pemikiran Daniel Dhakidae, di Channel Youtube LP3ES Jakarta, Minggu (11/4/2021).
Didik mengisahkan, saat itu Daniel berencana merealisasikan terbitnya Prisma edisi emas 50 Tahun hanya dalam waktu enam bulan.
“Rencanakan setengah tahun ya dari bulan April, Mei, Juni, Juli, Agustus. Itu empat, lima bulan cukup dia bilangnya,” katanya.
Baca juga: LP3ES: Indonesia Berada Dalam Proses Kemunduran Demokrasi Sejak 2016
Namun, Didik tidak mengetahui persis apakah Daniel Dhakidae sudah memiliki atau belum tulisan-tulisan untuk mengisi Prisma edisi 50 tahun.
“Saya tidak tahu apakah Prisma edisi 50 tahun sudah ada di tangannya, sudah ditulis, seperti apa? Saya tidak tahu,” ucapnya.
“Yang saya baca Daniel ini semangatnya tidak pernah padam,” tegasnya.
“Sebelum itu, dia punya proyek besar yang sedang dikerjakan yaitu menjadikan Prisma menjadi dokumen-dokumen software yang bisa diakses tanpa harus datang ke sana. Karena Prisma edisi pertama tahun 1971 hingga sekarang tahun 2021 itu pemikiran ahli-ahli ilmu sosial, ahli ilmu politik ada di situ dan itu sedikit banyak bahkan bisa menjadi refleksi keilmuan di Indonesia,” jelasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.