Singgung Uighur hingga Rohingya, Ini Pernyataan Lengkap Presiden Biden Terkait Awal Ramadan
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden beserta istri, Jill Biden menyampaikan ucapan selamat berpuasa bagi muslim di seluruh dunia, khususnya di Indo
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden beserta istri, Jill Biden menyampaikan ucapan selamat berpuasa bagi muslim di seluruh dunia, khususnya di Indonesia lewat Kedutaan Besar AS di Jakarta.
Dalam pernyataan tertulisnya Biden menyinggung komunitas Uighur di China dan komunitas Rohingya di Burma dan berkomitmen untuk terus membela hak asasi manusia di mana pun berada termasuk komunitas muslim di seluruh dunia.
“Pada hari pertama saya sebagai Presiden, saya bangga dapat mengakhiri larangan perjalanan bagi Muslim yang memalukan, dan saya akan terus membela hak asasi manusia di mana pun, termasuk Uyghur di China, Rohingya di Burma, dan komunitas Muslim di seluruh dunia,” kata Biden mengutip pernyataan yang disampaikan Kedutaan AS, Selasa (13/4/2021).
Berikut pernyatan lengkap Presiden Biden terkait awal Ramadan:
Saya dan Jill menyampaikan salam hangat dan mengucapkan semoga Ramadan yang diberkahi kepada komunitas Muslim di Amerika Serikat dan seluruh dunia.
Ketika banyak saudara Amerika kita yang mulai berpuasa besok, kita diingatkan akan betapa sulitnya tahun ini.
Pada masa pandemi ini, para sahabat dan orang yang kita cintai belum bisa berkumpul untuk merayakan dan beribadah, dan ada begitu banyak keluarga yang akan berbuka puasa tanpa ditemani orang yang mereka sayangi.
Baca juga: Kedubes China Bantah Isu Penindasan Etnik Minoritas Uighur di Xinjiang
Meski begitu, komunitas Muslim kita memulai bulan dimana diturunkannya wahyu ini dengan harapan baru. Ada banyak orang yang akan berfokus pada meningkatkan keimanan kepada Tuhan, menegaskan kembali komitmen mereka untuk melayani orang lain sebagai bagian dari iman, dan mengungkapkan rasa syukur atas berkat yang mereka nikmati, termasuk kesehatan, kesejahteraan, dan kehidupan.
Muslim Amerika senantiasa memperkaya negara kita sejak didirikan. Mereka sama beragam dan dinamisnya seperti Amerika yang mereka bantu untuk membangunnya. Kini, Muslim memimpin dalam upaya kita melawan COVID-19, memainkan peran sebagai pelopor dalam pengembangan vaksin serta melayani sebagai tenaga kesehatan di garis terdepan.
Mereka menciptakan pekerjaan dengan menjadi wirausaha dan pemilik bisnis, mempertaruhkan hidup sebagai para penanggap pertama atau first responder, mengajar di sekolah, melayani sebagai pegawai negeri yang berdedikasi di seluruh negara, dan memainkan peran utama dalam perjuangan berkelanjutan untuk kesetaraan ras dan keadilan sosial.
Namun demikian, Muslim Amerika masih menjadi target perundungan, kefanatikan, dan kejahatan bermotif kebencian.
Prasangka dan serangan ini salah. Tidak bisa diterima. Dan harus dihentikan. Tidak ada satu orang pun di Amerika yang hidup terus dalam ketakutan untuk menjalankan keyakinannya. Dan pemerintahan saya akan bekerja tanpa lelah untuk melindungi hak dan keselamatan semua orang.
Pada hari pertama saya sebagai Presiden, saya bangga dapat mengakhiri larangan perjalanan bagi Muslim yang memalukan, dan saya akan terus membela hak asasi manusia di mana pun, termasuk Uyghur di China, Rohingya di Burma, dan komunitas Muslim di seluruh dunia.
Saat kita mengenang mereka yang telah pergi sejak Ramadan silam, kita mengharapkan hari esok yang lebih cerah. Kitab suci Al-Qur’an mengingatkan kita bahwa, “Tuhan adalah cahaya langit dan bumi,” yang menuntun kita keluar dari kegelapan menuju cahaya terang.
Meskipun aktivitas Ramadan di Gedung Putih akan diadakan secara virtual, saya dan Jill bersemangat untuk kembali mengadakan perayaan Idul Fitri di Gedung Putih secara langsung, inshaa Allah. Semoga Anda dan keluarga dapat menjalankan bulan yang penuh inspirasi dan kebaikan.