Puan Beberkan Makna Perayaan Hari Kartini Bagi Anak Muda Melawan Kecerdasan Buatan
Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) bidang Politik dan Keamanan itu, mengatakan generasi muda dan bangsa kita sedang menghadapi dua tantangan besar sekali
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, Jakarta - Ketua DPR RI asal PDI Perjuangan (PDIP) Puan Maharani mengajak anak muda Indonesia dalam momentum perayaan Hari Kartini 2021, tak menyerah dengan keadaan berat saat ini.
Kisah hidup Kartini dan perjuangannya yang tak mudah harus menjadi inspirasi, memperkuat nation and character building yang akan menjadi kekuatan utama melawan kekuatan robotisasi di masa kini.
Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) bidang Politik dan Keamanan itu, mengatakan generasi muda dan bangsa kita sedang menghadapi dua tantangan besar sekaligus.
Pertama adalah tantangan Pandemi Covid-19 yang telah memberikan beban berat dalam berbagai aspek kehidupan.
Kedua, tantangan teknologi dengan adanya Revolusi Industri 4.0 yang menghadirkan tantangan bagi manusia dalam bentuk robotik, kecerdasan buatan, dan lain-lain.
Untuk yang kedua ini, bahkan kecerdasan baru itu dapat menggantikan peran manusia dalam menangani pekerjaan.
"Saya dapat membayangkan tekanan yang dihadapi generasi muda Indonesia saat ini," kata Puan dalam Talk Show memperingati Hari Kartini dengan tema: "Perspektif Generasi Milenial Tentang Kartini".
Acara itu diselenggarakan oleh DPP PDIP bidang Kesehatan, Perempuan, dan Anak, di kantor pusat partai di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Rabu (21/4/2021).
Selain Puan, narasumber acara itu adalah Sri Rahayu (Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Kesehatan, Perempuan dan Anak), Selly Gantina (Anggota DPR RI – Komisi VIII), Kiky Saputri (Artis, Standup Comedian), Tina Toon (Anggota DPRD DKI Jakarta), dan Berto Tukan (Penulis Buku).
Acara juga diisi dengan pembacaan puisi oleh Happy Djarot dan Sondang Tampubolon.
Baca juga: Menristek: Kita Sudah Banyak Melihat Hasil Perjuangan RA Kartini
Hadir juga petinggi partai seperti Wakil Sekjen Sadarestuwati dan Ketua DPP PDIP Ribka Tjiptaning serta Wiryanti Sukamdani.
Puan mencontohkan para mahasiswa-mahasiswi yang baru saja lulus. Di saat-saat akhir ujian mereka di kampus selama setahun terakhir, banyak dilakukan secara online yang memiliki tantangannya sendiri.
Lalu setelah melewati wisuda yang kemungkinan besar juga dilakukan secara virtual, maka wisudawan-wisudawati harus mencari kerja secara online. Karena dibatasi secara fisik untuk berkeliling mengikuti wawancara kerja.
"Itupun banyak jenis pekerjaan yang sudah berubah karena tuntutan kemajuan teknologi. Manusia tidak hanya bersaing dengan manusia, tetapi juga bersaing dengan mesin dan robot," kata Puan.