Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bukan RA Kartini, Sosok Inilah yang Memunculkan Kalimat Puitis 'Habis Gelap Terbitlah Terang'

Dengan pengambilan judul Habis Gelap Terbitlah Terang memberikan rasa yang lebih kuat daripada judul aslinya Dari Kegelapan Menuju Cahaya

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Bukan RA Kartini, Sosok Inilah yang Memunculkan Kalimat Puitis 'Habis Gelap Terbitlah Terang'
ist
Baginda Dahlan Abdullah 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sosok Kartini yang diperingati sebagai hari nasional setiap tanggal 21 April tidak bisa dilepaskan dari buku berjudul Habis Gelap Terbitlah Terang  yang merupakan buku yang berisi kumpulan surat-surat Kartini yang dikirimkan kepada para sahabatnya di negeri Belanda.

Dari buku tersebutlah dunia mengetahui mengenai keberanian perempuan kelahiran Jepara, 21 April 1879 ini, dalam memperjuangkan emansipasi wanita termasuk dalam menumbuhkan kesadaran nasionalisme, demokrasi, negara, bangsa, hingga kemerdekaan.

Kumpulan surat-surat Kartini yang kemudian dibukukan oleh JH Abendanon, dan diterbitkan pertama kali pada 1911.

Tidak banyak yang tahu siapa yang pertama kali menerjemahkan buku yang awalnya berjudul Door Duisternis tot Licht ("Dari Kegelapan Menuju Cahaya"), dan dibuat menjadi kalimat yang begitu terkenal “Habis Gelap Terbitlah Terang” dalam terjemahan bahasa Melayu, seperti judul yang tetap dipakai sekarang.

Sosok yang terlupakan itu adalah Baginda Dahlan Abdullah, tokoh kebangsaan Indonesia kelahiran Pariaman 15 Juni 1895.

Baca juga: Wujudkan Mimpi, Allan Hant Kibarkan Musik Melayu Lewat Lagu Masih Cinta

Dia orang yang pertama kali menerjemahkan buku ini dan memberi judul “Habis Gelap Terbitlah Terang” dan diterbitkan oleh Commissie voor de Volkslectuur (Balai Pustaka) pada tahun 1922.

Sosok Dahlan istimewa karena memiliki andil besar dalam perjalanan sejarah Indonesia mulai dari masa pergerakan nasional antara lain kiprahnya sebagai Ketua Perhimpunan Hindia (Indische Vereeniging).

BERITA REKOMENDASI

Seperti diketahui, baru pada cetakan ke3 yang terbit 1951 atau tiga dekade kemudian, muncul nama penerjemah pengganti yaitu Armijn Pane, seorang sastrawan pelopor Pujangga Baru.

Terjemahan Armijn Pane ini tidak lagi menggunakan bahasa Melayu tapi bahasa Indonesia namun judulnya masih menggunakan judul yang dibuat oleh Dahlan Abdullah.

“Habis Gelap Terbitlah Terang begitu terkenalnya sampai sekarang. 

Tanpa buku itu tentunya tidak akan ada penghargaan kepada Kartini seperti yang terjadi saat ini. Tapi ada nama pahlawan lain yang hilang dari balik nama besar Kartini ini.

Baca juga: Sido Muncul Sabet Penghargaan Perusahaan Paling Konsisten Terapkan CAR di BISRA 2021

Dia adalah Badinda Dahlan Abdullah,” kata Dr Iqbal Alan Abdullah, MSc, salah satu penulis buku Baginda Dahlan Abdullah: Bapak Kebangsaan Indonesia dalam keterangannya, Kamis (22/4/2021).

Iqbal menulis buku itu bersama Hasril Chaniago dan Nopriyasman.

Dengan pengambilan judul yang pas seperti tertulis saat ini yaitu Habis Gelap Terbitlah Terang memberikan  rasa yang lebih kuat daripada judul aslinya Dari Kegelapan Menuju Cahaya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas