Suasana KTT ASEAN, Presiden Jokowi Hingga Sultan Brunei Bahas Situasi di Myanmar
Sultan Hassanal Bolkiah memimpin jalannya rapat tersebut karena kapasitasnya sebagai Ketua ASEAN 2021.
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Para pemimpin hingga perwakilan negara-negara ASEAN tengah mengikuti jalannya KTT ASEAN atau ASEAN Leaders' Meeting (ALM) yang digelar di gedung Sekretariat ASEAN, Jakarta, Sabtu (24/4/2021).
Menlu Retno Marsudi saat konferensi pers Jumat mengatakan ALM kali ini terselenggara atas undangan Sultan Brunei Darussalam, Hassanal Bolkiah, selaku Ketua ASEAN.
"Indonesia yang menginisiasi ALM ini untuk membahas dan mencapai kesepakatan serta solusi yang baik bagi rakyat Myanmar," ujar Menlu Retn, Jumat (23/4/2021).
Dari gambar yang diambil Sekretariat Presiden (Setpres) nampak Sultan Hassanal Bolkiah memimpin jalannya rapat tersebut karena kapasitasnya sebagai Ketua ASEAN 2021.
Presiden Joko Widodo yang nampak serius mengikuti jalannya rapat.
Sejumlah pemimpin atau perwakilan dari negara-negara ASEAN hadir dalam pertemuan tersebut.
Baca juga: KTT ASEAN di Jakarta Dijaga Ketat Pasukan TNI dan Polri
Hadir dalam pertemuan ialah Perdana Menteri Vietnam Phạm Minh Chính, Perdana Menteri Kamboja Hun Sen, Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin, dan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong.
Menteri Luar Negeri Filipina sebagai Utusan Khusus Filipina Teodoro L Locsin Jr., Menteri Luar Negeri Thailand sebagai Utusan Khusus Thailand Don Pramudwinai, Menteri Luar Negeri Laos sebagai Utusan Khusus Laos Saleumxay Kommasith, juga Panglima Militer Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing turut hadir dalam ALM kali ini.
Penyelenggaraan ASEAN Leaders' Meeting ini diharapkan dapat mencapai kesepakatan mengenai langkah-langkah yang baik bagi rakyat Myanmar dan membantu Myanmar untuk dapat keluar dari situasi saat ini.
Selain itu, para pemimpin atau perwakilan negara-negara ASEAN juga memiliki tekad yang sama untuk bersama berbagi pandangan demi kepentingan rakyat Myanmar.