Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seluruh awak KRI Banjarmasin 592 yang melaksanakan operasi dukanglamil Latsitardanus XLI 2021 menggelar salat gaib bagi seluruh awak KRI Nanggala 402
saat berlayar di Perairan Belawan menuju Semarang, Senin (26/4/2021).

Salat gaib tersebut diikuti seluruh awak KRI Banjarmasin 592, taruna Akademi Militer, dan Akademi Angkatan Udara yang on board usai mengikuti Latsitardanus di Medan.

Selain salat gaib, dilakukan juga doa bersama sebagi bentuk empati, simpati, dan solidaritas atas peristiwa KRI Nanggala 402.

Baca juga: 4 Fakta dan Bukti Autentik Tentang Tenggelamnya KRI Nanggala-402, Berikut Penjelasannya

“Kita lakukan Salat Gaib untuk mendoakan para awak KRI Nenggala 402. Semoga mereka mendapat ampunan dan rahmat dari Allah SWT. Doakan juga keluarga yang ditinggalkan seluruh awak KRI Nanggala 402, untuk diberi kekuatan, dan ketabahan. Aamiin," kata Komandan KRI Banjarmasin 592 Letkol Laut (P) Nur Rohmad dalam keterangan resmi Dinas Penerangan Kolinlamil, Senin (26/4/2021).

Selain itu, dilaksanakan khataman Alquran setelah menggelar ibadah salat Zuhur berjemaah mengingat bulan ramadan merupakan bulan yang penuh rahmat.

Baca juga: Moeldoko: Perairan Bali Jadi Saksi Kru Kapal Selam Nanggala 402 Gugur sebagai Patriot Bangsa

"Kegiatan salat gaib ini sesuai dengan instruksi Bapak Kasal melalui Panglima Kolinlamil Laksda TNI Irvansyah, supaya seluruh prajurit TNI AL melaksanakannya sebagai bentuk doa bagi awak KRI Nanggala 402 dan personel yang turut didalamnya," kata Rohmad.

Diberitakan sebelumnya Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto mengumumkan kapal sepam KRI Nanggala 402 tenggelam saat latihan di Perairan Utara Pulau Bali bersama 53 awaknya pada Minggu (25/4/2021).

Baca juga: Cerita Istri Serda Purwanto dan Miniatur Kapal Selam KRI Nanggala 402 Buatan Suami

Seluruh kru kapal selam tersebut dinyatakan gugur dalam tugas.

Pernyataan tersebut didasarkan pada citra yang telah diperoleh dan terkonfirmasi sebagai bagian KRI Nanggala-402 meliputi kemudi vertikal belakang, jangkar, bagian luar badan tekan, kemudi selam timbul, bagian kapal yang lain termasuk baju keselamatan awak kapal (MK-11).

Kapal selam tersebut tenggelam di kedalaman 838 meter di perairan utara Pulau Bali.