Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ramah Disabilitas, Museum KAA Launching Buku Braille, Audiobook Hingga Media Video

Museum Konferensi Asia Afrika (KAA) menyatakan diri sebagai museum ramah disabilitas dengan meluncurkan 3 produk media belajar baru pada Rabu (28/4/20

Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Ramah Disabilitas, Museum KAA Launching Buku Braille, Audiobook Hingga Media Video
dok Kemlu RI
Komitmen Museum KAA ramah disabilitas diwujudkan melalui peluncuran dua produk media belajar berupa buku braille dan buku suara (audiobook) The Bandung Connection serta satu media video Museum untuk Semua: Empat Dekade Perjalanan Museum KAA di Ruang Utama Gedung Merdeka-Museum KAA, Rabu (28/4/2021). 

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG – Museum Konferensi Asia Afrika (KAA) menyatakan diri sebagai museum ramah disabilitas dengan meluncurkan 3 produk media belajar baru pada Rabu (28/4/2021).

Museum KAA dalam bingkai Peringatan 66 Tahun KAA di tahun 2021 ini menggaungkan tagline “Museum untuk Semua" sebagai komitmen Museum KAA untuk menjadi museum yang terbuka dan inklusif untuk semua kalangan masyarakat.

Komitmen itu diwujudkan melalui peluncuran dua produk media belajar berupa buku braille dan buku suara (audiobook) The Bandung Connection serta satu media video Museum untuk Semua: Empat Dekade Perjalanan Museum KAA.

“Peluncuran ketiga produk media belajar baru Museum KAA ini lebih lanjut bertujuan untuk mempertegas kembali komitmen Museum KAA sebagai museum yang terbuka dan inklusif untuk semua, termasuk bagi kalangan disabilitas,” tulis pernyataan Museum KAA.

Penerbitan Buku Braille dan Buku Suara (Audiobook) The Bandung Connection oleh Museum KAA ini merupakan buku sejarah Konferensi Asia Afrika yang pertama kalinya diproduksi dalam edisi Braille dan Buku Suara.

Baca juga: Museum KAA Bandung Kibarkan Bendera Asia Afrika dan PBB Selama April, Ini Makna Filosofisnya

Pemilihan buku The Bandung Connection sebagai edisi perdana buku sejarah KAA dalam format buku braille dan buku suara dikarenakan buku ini ditulis oleh pelaku sejarah KAA, Roeslan Abdulgani, Sekretaris Jenderal Konferensi Asia Afrika.

Berbagai upaya yang telah dijalankan Museum KAA untuk menjadi museum yang inklusif bagi penyandang disabilitas telah sesuai dengan amanat UN Convention on the Rights of Persons with Disabilities.

BERITA TERKAIT

Selain itu, Museum KAA juga telah membekali para edukatornya dengan kemampuan pelayanan bimbingan edukasi yang ramah disabilitas, termasuk akses masuk museum dan program edukasi bagi penyandang disabilitas yang dijalankan oleh Sahabat Museum KAA.

Buku Braille dan Buku Suara The Bandung Connection yang telah diluncurkan ini akan digandakan dan disumbangkan kepada BLBI Abiyoso dan Yayasan Mata Hati Indonesia supaya dapat diterima tepat sasaran bagi penyandang disablitas yang memerlukannya.

Diharapkan upaya pelestarian nilai-nilai KAA kini lebih luas dengan melibatkan penyandang disabilitas.

Hal ini juga menandai kesetaraan akses pendidikan bagi semua kalangan masyarakat.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas