Sosiolog Sebut Penyebar Hoaks Babi Ngepet di Depok Berharap Dianggap Sebagai Orang Pintar
Sosiolog Universitas Indonesia, Rissalwan Habdy, memberi tanggapan soal modus penyebar berita bohong atau hoaks babi ngepet di Depok.
Penulis: Nuryanti
Editor: Whiesa Daniswara
Ia bersama delapan temannya mengumpulkan uang dan membeli seekor anak babi hutan seharga Rp 900 ribu.
Adam Ibrahim lalu merekayasa kejadian warga yang kehilangan uang di kampungnya karena ada babi ngepet.
Mereka mengarang cerita telah menangkap babi ngepet tersebut agar bisa dikenal sebagai penyelamat warga.
Baca juga: Babi Ngepet Viral, Menarik Perhatian Awkarin hingga Raditya Dika
Diberitakan TribunJakarta.com, Adam Ibrahim telah meminta maaf atas kehebohan yang ditimbulkan.
“Saya mau memohon maaf yang sebesar-besarnya kejadian viral pada hari Selasa yaitu babi ngepet."
"Itu adalah berita hoaks atau berita bohong yang kami rekayasa,” ujarnya, Kamis (29/4/2021).
Baca juga: Asal Usul Hoaks Babi Ngepet di Depok Terungkap, Babi Dibeli Online, Motif Pelaku Ingin Terkenal
Ia mengungkapkan, dasar dirinya merekayasa cerita ini adalah untuk menyelesaikan persoalan hilangnya uang warga secara misterius.
“Sebab laporan (uang) yang hilang, sehingga timbul lah di hati dan pikiran saya agar hal tersebut cepat selesai permasalahan yang ada di tempat kami,” ungkap dia.
Namun, ia juga memiliki niat lain di balik menyelesaikan persoalan uang warga yang hilang dengan merekayasa hoaks babi ngepet tersebut, yaitu ingin terkenal.
“Tapi akhirnya semua berjalan dalam keadaan yang salah sangat fatal. Sekali lagi atas kejadian ini saya mohon maaf yang sebesar-besarnya terutama untuk warga Bedahan, untuk seluruh warga negara Indonesia."
"Ini bukanlah isu pengalihan atau apapun, ini adalah rekayasa pribadi untuk menyelesaikan, yang disolusikan kepada saya untuk babi ngepet itu hilang atau tidak ada lagi gitu,” ungkapnya.
Baca juga: Dalang Babi Ngepet di Depok: Saya Khilaf, Iman Saya Lemah, Setan Masuk ke Diri Saya
(Tribunnews.com/Nuryanti, TribunJakarta.com/Dwi Putra Kesuma)