Sandiaga Uno Dukung Pengembangan Wisata Ramah Muslim
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahudin Uno mendukung pengembangan pariwisata ramah muslim
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Sanusi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahudin Uno mendukung pengembangan pariwisata ramah muslim.
Hal tersebut diungkapkan Sandiaga dalam webinar bertajuk Pariwisata Ramah Muslim yang digelar Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Trisakti bersama Yayasan Hari Pariwisata Dunia Indonesia.
"Sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, kita harus ambil kesempatan. Apalagi State The Global Economic Report 2019 menyebut, spending money dari wisata ramah muslim ini mencapai 12 persen dari total pariwisata dunia," ujar Sandiaga melalui keterangan tertulis, Senin (3/5/2021).
Baca juga: Jadi Saksi Bisu Saat Tsunami Aceh, Sandiaga Uno: Masjid Rahmatullah Menyimpan Potensi Wisata Religi
Menurut Sandiaga, jika pendapatan pariwisata dunia mencapai 1,66 triliun dolar, maka wisata ramah muslim berhasil meraup sekitar 203 miliar dolar.
"Sebuah angka yang tidak kecil," ucap Sandiaga.
Padahal, menurut Sandiaga, komponen utama menuju wisata ramah muslim sudah menjadi bagian dari Indonesia.
Baca juga: Sandiaga Uno Gagas Pantai Lampuuk Aceh sebagai Destinasi Wisata Sport Tourism
Seperti hotel, keuangan, makanan dan fasilitas lain yang berlabel halal serta penyediaan tempat ibadah yang mumpuni.
"Dan yang tak kalah penting adalah dalam Islam kita juga mengedepankan kesehatan, kebersihan dan keamanan di semua tempat-tempat wisata. Tunjukkan bahwa Islam itu adalah agama yang 'rahmatan lil alamiin'. "Semua syarat itu baru bisa kita capai, jika kita bersatu padu. Karena pemerintah tidak bisa melakukan sendirian," ucap Sandiaga.
Deputi Bidang Produk Wisata Dan Penyelenggara Kegiatan (Event) Kemenparekraf/Badan Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif Rizki Handayani mengemukakan, wisata ramah muslim itu bukan soal keramahan, tetapi kemudahan akses bagi wisatawan untuk dapat makanan halal, menjalankan beribadah di tempat wisata dan toilet dengan pembilas air.
"Kalau saya lihat mall-mall besar di Indonesia sekarang sudah menyediakan tempat shalat dan toilet dengan pembilasan air. Tapi belum semua tempat wisata menyediakan fasilitas itu," kata Rizki.
Ia kembali menekankan, wisata ramah muslim itu bukanlah meng-Islam-kan destinasi wisata.
Tetapi menyediakan fasilitas bagi wisata muslim agar tetap bisa beribadah saat berwisata, bukan mendirikan banyak masjid dimana-mana.
Sandiaga Temui Gubernur Aceh Nova Iriansyah Bahas Rencana Investasi UEA di Sektor Pariwisata