Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

'Pantun Cerewet' Doni Monardo di Palembang, Ingatkan Masyarakat Agar Tidak Mudik Lebaran

Doni Monardo kembali mengingatkan bahwa pemerintah melarang masyarakat mudik Lebaran Idul Fitri 2021.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in 'Pantun Cerewet' Doni Monardo di Palembang, Ingatkan Masyarakat Agar Tidak Mudik Lebaran
Istimewa
Doni Monardo saat Rakor Penanganan Covid-19 dan Larangan Mudik di Kantor Gubernur Sumatera Selatan, Jl. Kapten A. Rivai No.3, Sungai Pangeran, Kota Palembang, Rabu (5/5/2021) sore. 

Catatan Satgas Covid-19, per 4 Mei 2021, jumlah kasus aktif di Sumsel 1.417 (6.76 persen) di atas kasus aktif nasional yang 5.88 persen.

Sementara jumlah kasus sembuh 18.499 (88,30%) di bawah kasus sembuh nasional yang 91.39%. Sedangkan, jumlah kasus meninggal 1.033 (4.93%) di atas kasus meninggal nasional yang 2.74%.

"Beberapa bulan lalu, Sumatera Selatan relatif landai. Tapi hari ini, sudah menunjukkan tren naik, bahkan menempati urutan ketiga nasional. Jadi, saya tekankan, jangan anggap enteng Covid-19. Sekali lagi, jangan anggap enteng! Ingat, masih ada 17 persen masyarakat kita yang tidak percaya Covid-19 itu ada," kata Doni.

Ditambahkan, para pejabat harus mau cerewet. Bahkan, cerewetnya pejabat saja tidak cukup, tetapi harus melibatkan para tokoh masyarakat, tokoh agama.

Jangan kendor menerapkan protokol kesehatan. Jalankan larangan mudik dengan penuh tanggung jawab untuk keselamatan rakyat.

"Bapak Wagub, harap berkoordinasi dengan Bapak Pangdam, Bapak Kapolda, dan Forkopimda lainnya untuk menyediakan sarana karantina. Lebih baik sedia payung sebelum hujan, daripada menyesal kemudian tak ada guna," tegas mantan Danjen Kopassus itu kepada Wagub Sumsel Mawardi Yahya, yang mendampingi Doni Monardo memimpin Rakor.

Sudah banyak terjadi, para pemudik pulang membawa virus. Begitu ia kembali ke kota, yang ditinggal terpapar Covid.

Berita Rekomendasi

Karena faskes di daerah kurang memadai, akhirnya meninggal. Di satu daerah, bahkan seorang pemudik membawa virus dan menularkan ke satu RT.

"Janganlah kita masa bodoh dan anggap enteng. Ingat, kasus India harus jadi pelajaran. Negara yang semula landai bahkan hampir bisa mengendalikan Covid-19, hanya karena perayaan tradisi, pelonggaran kegiatan olahraga, mendadak melonjak mengerikan. Kalau sudah seperti itu, sangat sulit mengendalikan. Berapa pun biaya tidak akan pernah cukup," papar Doni Monardo.

Memungkasi arahannya, Doni Monardo melansir tiga inspirasi universal yang hendaknya bisa kita jadikan pegangan.

Pertama, prinsip “salus populi suprema lex”, yang artinya, hukum tertinggi adalah keselamatan rakyat.

Kedua, amanat konstitusi negara (UUD 1945) bahwa negara wajib melindungi warga negaranya.

"Terakhir, saya kutipkan surat Al-Ashr: Demi masa, sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran," kata Doni.

Lebih lanjut ia melengkapi dengan imbauan, agar kita mengerjakan kebajikan dengan saling menasihati untuk kebenaran, dan menasihati untuk kesabaran.

"Bersabarlah untuk tidak mudik. Mudik bisa diganti dengan silaturahim virtual. Dana mudik bisa ditransfer ke kampung untuk membantu kerabatnya. Niscaya, kita berada di jalan yang benar," pesannya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas