Menlu: Sudah Terlalu Lama Hak-hak Bangsa Palestina Digerogoti Israel
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengecam meluasnya ketegangan di jalur Gaza yang menyebabkan puluhan warga sipil menjadi korban.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengecam meluasnya ketegangan di jalur Gaza yang menyebabkan puluhan warga sipil menjadi korban.
Pemerintah Indonesia, kata Retno, akan berusaha semaksimal mungkin agar kekerasan yang terjadi dapat segera berhenti.
"Indonesia juga mengecam meluasnya ketegangan dan kekerasan khususnya di jalur Gaza yang menyebabkan puluhan korban jiwa warga sipil yang tidak berdosa," kata Retno dalam acara pelepasan bantuan hibah kepada India di Bandara Soekarno-Hatta, Rabu, (13/5/2021).
Indonesia juga akan memanfaatkan sejumlah forum untuk menyerukan dukungannya kepada Palestina. Salah satunya melalui Committee on the Exercise of the Inalienable Rights of the Palestinian People.
Komite tersebut ada di Majelis Umum PBB yang dibentuk tahun 1975, yang memiliki mandat memperjuangkan hak-hak Palestina termasuk hak kemerdekaan Palestina.
"Saat ini Indonesia adalah salah satu negara anggota biro dan memangku jabatan wakil ketua dalam komite tersebut," katanya.
Retno mengatakan Indonesia akan mengusulkan agar Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dan GNB (gerakan non-blok) segera melakukan pertemuan khusus untuk membahas krisis Palestina.
Indonesia juga terus mendesak agar Dewan Keamanan PBB dapat mengambil langkah nyata menghentikan seluruh kekerasan dan menghadirkan keadilan dan perlindungan bagi Palestina.
"Sudah terlalu lama hak-hak bangsa dan rakyat Palestina digerogoti oleh Israel. Indonesia akan terus bersama rakyat dan bangsa Palestina dalam memperjuangkan hak-haknya," pungkasnya.
Sebelumnya, sebanyak 900 orang warga Palestina di Yerusalem Timur terluka akibat bentrok dengan teroris Israel dalam rentang waktu antara 7 dan 10 Mei 2021.
Jumlah ini belum termasuk 200 warga Palestina yang juga terluka di Tepi Barat atau West Bank, berdasarkan laporan PBB yang disampaikan juru bicara kantor hak asasi PBB Rupert Colville di Jenewa pada Selasa (11/5/2021).
"Sebagian besar (terluka) oleh pasukan keamanan israel," kata Rupert Colville di situs resmi PBB.
Ia mengatakan beberapa tentara Israel di antaranya juga terluka. Kekerasan yang sedang berlangsung menandai peningkatan dramatis ketegangan terkait dengan potensi penggusuran keluarga Palestina dari Yerusalem Timur oleh pemukim Israel dan akses ke salah satu situs paling suci di kota itu, yang merupakan pusat utama bagi Islam, Yudaisme dan Kristen.
Sekretaris Jenderal PBB António Guterres mengungkapkan keprihatinannya yang mendalam atas situasi tersebut, termasuk eskalasi kekerasan di Gaza, yang menambah ketegangan dan kekerasan yang meningkat di Yerusalem Timur yang diduduki.
Baca juga: Menlu RI Kembali Tegaskan Sikap Indonesia dalam Krisis Palestina
Guterres lewat pernyataan yang dikeluarkan oleh juru bicaranya mengungkapkan kesedihan karena semakin banyaknya korban jiwa akibat bentrok itu.
"Dia sangat sedih mengetahui semakin banyak korban jiwa, termasuk anak-anak, dari serangan udara Israel di Gaza, dan kematian Israel akibat roket yang diluncurkan dari Gaza,” kata Jubir PBB.
Jubir mengatakan Sekretaris Jenderal PBB turut memikirkan keluarga para korban dan meminta pasukan keamanan Israel untuk menahan diri.
Guterres mengatakan Perserikatan Bangsa-Bangsa sedang bekerja dengan semua pihak terkait untuk segera meredakan situasi.
“Peluncuran roket dan mortir tanpa pandang bulu ke pusat-pusat populasi Israel tidak dapat diterima,"katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.