Cerita Pegawai KPK Ikuti Tes Wawasan Kebangsaan, Si Pewawancara Tak Perkenalkan Diri
Soal-soal tes juga menurut Benydictus tidak mencerminkan wawasan kebangsaan.
Penulis: Ilham Rian Pratama
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ilham Rian Pratama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Fungsional Peran Serta Masyarakat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Benydictus Siumlala bercerita saat mengikuti Tes Wawasan Kebangsaan (TWK).
Benydictus adalah salah seorang dari 75 pegawai KPK yang dinyatakan tak memenuhi syarat asesmen TWK agar bisa menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN).
Saat tes berlangsung, Benydictus mengaku diwawancara oleh dua orang, sementara sejumlah pegawai lain hanya diwawancarai satu orang.
"Saya diwawancara dua orang, sementara yang lain satu orang," tutur Benydictus lewat keterangan tertulis, Sabtu (15/5/2021).
Kedua pewawancara juga tak memperkenalkan diri kepada Benydictus dan tidak ada alat rekam seperti kamera atau voice recorder.
Baca juga: Giri Suprapdiono Minta Jokowi Beri Perhatian Soal Polemik Status Pegawai KPK Jadi ASN
"Mereka enggak memperkenalkan diri, enggak ada alat rekam (kamera/voice recorder)," imbuhnya.
Sementara soal-soal tes juga menurut Benydictus tidak mencerminkan wawasan kebangsaan.
"Untuk tes tertulis seperti yang beredar itu. Seperti saya memiliki masa lalu yang suram, semua Cina sama saja, semua orang Jepang itu kejam, kulit berwarna tidak pantas memimpin kulit putih, LGBT harus diberikan hukuman badan dan lain-lain, saya lupa lengkapnya. Kalau wawancara seperti dulu anda ikut nolak Pak Firli atau tidak? Pernah nonton video porno atau tidak? Apa pendapat anda soal free sex? Jabatan apa yang anda incar di ASN. Tidak ada wawasan kebangsaannya sama sekali," ungkapnya.