Antisipasi Lonjakan Kasus Pasca Lebaran, DPR Ingatkan Pemerintah Hal Ini
Meski ada larangan mudik, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mencatat jumlah pemudik selama Lebaran 2021 sebanyak 1,5 juta orang.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Meski ada larangan mudik, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mencatat jumlah pemudik selama Lebaran 2021 sebanyak 1,5 juta orang.
Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKS Netty Prasetiyani Aher mengingatkan pemerintah agar mewaspadai potensi lonjakan kasus pasca Idulfitri.
"Larangan mudik yang diberlakukan pemerintah tidak berjalan efektif. Jutaan orang tetap mudik menjelang lebaran kemarin. Pemerintah harus mewaspadai dan mengantisipasi lonjakan kasus, apalagi dari tes acak yang dilakukan terhadap pemudik, ditemukan kasus positif dalam proporsi signifikan," kata Netty, kepada wartawan, Selasa (18/5/2021).
Potensi lonjakan kasus COVID-19 pasca lebaran, kata Netty, dikuatkan dengan fakta membludaknya pengunjung di sejumlah tempat wisata saat libur lebaran.
"Sejumlah tempat wisata yang dibuka dibanjiri pengunjung. Pembatasan kapasitas tidak mampu menahan antusias masyarakat untuk berwisata. Petugas juga sampai kewalahan dan tidak sanggup menjaga penerapan prokes, sehingga yang terjadi adalah kerumunan yang lebih parah dari mudik. Ini harus menjadi catatan bagi pemerintah untuk menyiapkan skenario terburuk," katanya.
Menurut Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI ini, pemerintah harus menyiapkan infrastruktur dan SDM kesehatan dengan skenario terburuk agar Indonesia tidak berakhir seperti kasus 'tsunami' COVID-19 di India.
Baca juga: Satgas: Pemudik dari Pulau Sumatera Menuju Jawa Wajib Bawa Surat Negatif Covid-19
"Kalau kita sudah memikirkan skenario terburuk, kita tentunya akan lebih sigap lagi. Misalnya saja soal sistem dan fasilitas kesehatan kita, siap atau tidak? Tempat-tempat tidur dan ruang ICU di RS harus ditambah agar kita lebih siap jika terjadi lonjakan kasus. Jangan sampai kita seperti India yang kasusnya melonjak usai perayaan hari keagamaan," katanya.
Lebih lanjut, Netty meminta pemerintah meningkatkan tes COVID-19, khususnya kepada masyarakat yang kembali ke kota usai mudik dan yang pergi berwisata.
"Tingkatkan tes COVID-19 kepada mereka yang kembali dari mudik dan berwisata secara teliti. Bagi mereka yang terbukti positif harus diberlakukan isolasi dan diawasi secara ketat. Seharusnya pelacakan tidak hanya kepada mereka yang mudik, tapi juga bagi mereka yang terbukti berwisata ke tempat-tempat yang over kapasitas," tandasnya.