Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tak Lolos TWK, Direktur KPK Ungkap Jalannya Wawancara yang Ia Alami

Mayoritas dari 75 pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang tidak lolos Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) tidak mengetahui

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Tak Lolos TWK, Direktur KPK Ungkap Jalannya Wawancara yang Ia Alami
Tribunnews.com/Rizki Sandi Saputra
Direktur PJKAKI KPK Sujanarko saat Webinar bersama Tribunnews.com yang mengangkat tema 'Polemik TWK Pegawai KPK Mereka Didepak Mereka Bicara', Selasa (18/5/2021). 

“Ini diminta nama nggak nyebut. Jadi seperti gelap. Kita nggak jelas, minta nomor handphone-nya nggak ada. Pewawancara ini adalah orang-orang yang tidak mau diketahui identitasnya, tidak profesional banget.”

Sujanarko

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Direktur Pembinaan Jaringan Kerja Antar Komisi dan Instansi (PJKAKI) KPK, Sujanarko mengisahkan proses tes wawancara Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) yang dijalaninya.

Hal itu disampaikan Sujanarko dalam Webinar bersama Tribunnews.com dengan Tema Polemik TWK Pegawai KPK Mereka Didepak Mereka Bicara, Selasa (18/5/2021).

Sujanarko diwawancarai oleh seorang yang usianya sudah cukup senior. Tidak ada pengenalan diri oleh sang pewawancara.

“Ini salah satu keanehan. Karena biasanya kalau konsultan profesional dan berintegritas pada saat kita masuk dipersilakan duduk, dia memperkenalkan diri dulu sebelum peserta ditanya identitasnya,” tuturnya.

Berita Rekomendasi

Hingga kini ia pun tidak mengetahui identitas si pewawancara.

“Ini diminta nama nggak nyebut. Jadi seperti gelap. Kita nggak jelas, minta nomor handphone-nya nggak ada. Pewawancara ini adalah orang-orang yang tidak mau diketahui identitasnya, tidak profesional banget,” ucapnya.

Baca juga: Dewas Pelajari Laporan Novel Baswedan Cs Terhadap 5 Pimpinan KPK

Apakah anda mengenal mereka?

“Tidak mengenal. Tetapi saya yakin pewawancara saya bukan dari BKN. Orang di luar BKN,” jelasnya.

Kira-kira menurut anda, dari mana pewawancara itu berasal?

“Kayaknya, kalau dari sisi jenis-jenis pertanyaan, punya kompetensi intelijen. Orangnya cukup senior,” kata dia.

Baca juga: Novel Baswedan Akui Sedih Laporkan Pimpinan KPK ke Dewan Pengawas

Tidak ada pertanyaantyang aneh diajukan kepada Sujanarko.

“Kalau di saya tidak ada yang aneh-aneh ya. Saya yakin penaya tidak berani sama saya,”: jelasnya.

“Tetapi pertanyaan-pertanyaan yang sangat rendah dan tidak berintegritas itu diberikan terhadap officer-officer yang di bawah.

Kebetulan saya dapat testimoni dari anak buah, tentang lepas jilbab, hasrat. Itu kebetulan anak buah saya.

Baca juga: Dilaporkan Novel Baswedan Cs, Lili Pintauli: KPK Bekerja Menjalankan UU, Tak Mengada-ngada

Bahkan disuruh pilih antara Alquran sama Pancasila. Bagaimana pertanyaan kok seperti itu. Itu testimoni yang saya dapat.“

Namunm kata dia, kepada dirinya tidak ada pertanyaan yang aneh disampaikan penguji.

“Bahkan mereka banyak belaja,r karena saya dulu waktu jadi Capim itu saya pernah menggagas terkait dengan Penyelesaian Kasus di luar pidana. Jadi tak ada pertanyaan yang aneh,” ucapnya.

Mayoritas Tak Tahu Alasan Gagal TWK

Mayoritas dari 75 pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang tidak lolos Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) tidak mengetahui alasan kegagalannya.

Hal itu disampaikan Direktur Pembinaan Jaringan Kerja Antar Komisi dan Instansi (PJKAKI) KPK, Sujanarko dalam Webinar bersama Tribunnews.com dengan Tema Polemik TWK Pegawai KPK Mereka Didepak Mereka Bicara, Selasa (18/5/2021).

Sujanarko menjadi salah satu yang tidak lolos tes wawasan kebangsaan. Tes ini dalam rangka alih status pegawai KPK menjadi aparatur sipil negara (ASN).

Baca juga: Gelar Aksi, Koalisi Masyarakat Antikorupsi Sampaikan 5 Tuntutan Untuk Pimpinan KPK

Sujarnako pun tidak mengetahui alasan kenapa dirinya tidak lolos TWK.

“Jadi hampir 75 orang pegawai itu nggak tahu semua kenapa nggak lulus,” ujarnya.

“Saya tidak diperlihatkan data detailnya. Jadi saya tidak tahu. Saya enggak lulus karena apa, saya nggak tahu,” jelasnya.

Hanya sekitar tiga pegawai yang kebetulan duduk di struktural dikasih tahu alasan kegagalannya dalam TWK.

“Yang tahu itu hanya yang kebetulan dia struktural dan waktu rapat diberi kesempatan unboxing, untuk sampling,” ucapnya.

Meskipun demikian dia yakin jika kalau data TWK dibuka, dirinya lulus. Mengingat dirinya pernah mengikuti seleksi calon pimpinan KPK hingga tahap seleksi di DPR RI.

“Tetapi bisa saya yakinkan, karena saya itu tes Capim KPK saja dulu sampai ke DPR, proses pimpinan itu semua saya lulus. Karena itu bisa yakinkan, kalau itu dibuka secara nyata dibandingkan, saya yakin, saya akan lulus. Karena pertanyaannya sangat tidak berbobot, pertanyaan-pertanyaan rendahan,” jelasnya.

Baca juga: Reaksi Tokoh Politik atas Pernyataan Jokowi soal 75 Pegawai KPK, Arief Sarankan KPK Dibubarkan

Memang diakuinya tidak ada pertanyaan aneh dan rendahan disampaikan kepada dirinya.

Namun pertanyaan-pertanyaan yang sangat rendahan dan tidak berintegritas itu diberikan terhadap officer-officer yang di bawah.

“ Kebetulan saya dapat testimoni dari anak buah, tentang lepas jilbab, hasrat. Itu kebetulan anak buah saya,” jelasnya.

Kejanggalan Alasan Tidak Lolos TWK

Sujanarko juga menyoroti alasan 75 pegawai gagal lolos Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) .

“Saya ada bukti ini dari testimoni dari temen-temen. Ini Kebetulan yang kemarin unboxing surat dari BKN dan membacakan detail alasan dia tidak diterima, tidak lulus syarat TWK,” ujar Sujanarko.

Dia menjelaskan dari 75 pegawai yang tidak lolos TWK, hanya tiga orang saja yang kebetulan memiliki jabatan struktural dikasih tahu alasan tidak lolos.

“Ada alasan yang menarik, satu alasannya katanya dia sering bertentangan dengan atasan. Yang kedua dia katanya sering membocorkan informasi ke media,” jelasnya.

Aneh, kata dia, alasan tidak lolos itu tidak berkaitan dengan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam TWK.

“Yang lucu ini dua pertanyaan itu sama sekali tidak pernah muncul diproses-proses tes. Di internal KPK yang bersangkutan itu tidak pernah kena kasus, tidak pernah diperingatkan atasannya dan tidak pernah dipanggil oleh pimpinan. Jadi dua alasan ini sama sekali tiba-tiba muncul jadi alasan seseorang tidak lulus,” ucapnya.

Kedua,dia mengatakan alasan tidak lolos TWK adalah tidak Pancasilais, bertentangan dengan atasan dan karena punya pemikiran liberal.

“Orang kedua ini sama. Ini juga tidak pernah ada kasus. Bahkan ini sebelumnya pemeriksa internal,” jelasnya.

“Ketiga yang bahaya bisa dibayangkan suatu tes, orang punya pemikiran, sudah diadili, sudah dihukum. Ini melanggar HAM. Jadi ini kayaknya metode dan metodologi Litsus zaman Orde baru dihidupkan kembali,” tegasnya.

Namun, menurut dia, 75 pegawai KPK tidak lolos TWK adalah bagian dari keinginan untuk menguasai KPK.

“Pandangan saya ini ini puzzle yang kecil itu. Puzzle besarnya adalah ini pengen memberi karpet merah terhadap oligarki untuk mengkooptasi lembaga-lembaga yang concern terhadap pemberantasan korupsi,” jelasnya.

Lebih jauh dia juga menilai TWK, diselenggarakan oleh panitia perselingkuhan. Kenapa panitia perselingkuhan?

Karena kata dia, KPK itu kerjasamanya dengan BKN untuk menyelenggarakan TWK.

“Kawin resminya terkait dengan TWK itu adalah surat resmi yang disampaikan oleh pimpinan KPK ke BKN. Itu kawin resmi, ngelamar, diterima oleh BKN dan BKN mengerjakan.”

Namun pada kenyataannya, lanjut dia, proses pelaksanaannya ada terlibat sejumlah lembaga, di luar BKN.

“Lah, yang terjadi adalah di dalam BKN, proses TWK itu banyak diisi oleh lembaga-lembaga lain di luar BKN. Ada Badan Intelijen Negara (BIN), ada Badan Intelijen Strategis (BAIS TNI), kalau tidak salah ada Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT),”

“Cilakanya, metode-metode seperti ini secara profesional, prosedur metodologi itu harus di- assess dulu oleh pengguna, oleh KPK. Ini KPK tidak tahu, Menteri Pendayagunaan dan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN RB) nggak tahu, BKN nggak tahu. Terus kira-kira nih yang membuat soal itu siapa,” tegasnya.(*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas