Perjalanan Klemen Tinal Lawan Penyakit Jantung, Selalu Percaya Rencana Tuhan yang Terbaik
Pria kelahiran Beoga, Papua, 23 Agustus 1970 ini menghembuskan napas terakhirnya setelah didiagnosa menderita penyakit jantung koroner.
Editor: Hendra Gunawan
Laporan wartawan tribunnews.com, Lusius Genik
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Gubernur Provinsi Papua Klemen Tinal meninggal dunia di usia 50 tahun di Rumah Sakit Abdi Waluyo Menteng, Jakarta, Jumat (21/5/2021) dini hari.
Pria kelahiran Beoga, Papua, 23 Agustus 1970 ini menghembuskan napas terakhirnya setelah didiagnosa menderita penyakit jantung koroner.
Adik kandung Klemen Tinal, Trivena Tinal, mengungkapkan bahwa almarhum pertamakali mengalami serangan jantung pada bulan April 2021.
"Bulan April setelah konas (konferensi nasional) Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII), di hari terakhir konas itu, bapak kena serangan jantung pertama," ujar Trivena di Rumah Duka Sentosa RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, Jumat malam.
Menurut Trivena, kejadian Klemen Tinal mengalami serangan jantung benar-benar mengejutkan.
Itu lantaran Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Papua tersebut biasanya selalu lebih sehat dibanding anggota keluarga lainnya.
"Biasanya selalu lebih sehat daripada kami, beliau kotbah terus sama kita seperti biasa," kata Trivena.
Namun demikian, lanjut Trivena, setelah didiagnosis menderita sakit jantung, Klemen Tinal tetap meyakini bahwa rencana Tuhan yang terbaik.
"Dan saat itu (terkena serangan jantung) beliau tetap senang dan selalu percaya bahwa apa yang menjadi rencana Tuhan, maka itu yang terjadi," tutur Trivena.
Satu minggu setelah mengalami serangan jantung pertama, kondisi kesehatan Klemen Tinal dinyatakan telah membaik.
Setelahnya, keluarga membawa Klemen Tinal ke Jakarta untuk menjalani perawatan lanjutan di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita.
"Satu minggu setelah keadaannya lebih baik, kita terbangkan ke Jakarta sini. Sudah satu bulan di sini (menjalani perawatan). Bapak juga sudah kita bawa ke RS Jantung Harapan Kita," kata Trivena.
Dokter RS Jantung Harapan Kita saat itu menyarankan agar Klemen Tinal menjalani operasi bypass jantung.