Kenang Jokowi Pernah Ikut Aksi 212, HNW: Pak Presiden Demo dengan Meneriakkan Takbir
Hidayat Nur Wahid (HNW) mengenang acara aksi bela islam jilid III yang digelar pada 2 Desember 2016 atau disebut juga aksi 212.
Penulis: Rizki Sandi Saputra
Editor: Sanusi
Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid (HNW) mengenang acara aksi bela islam jilid III yang digelar pada 2 Desember 2016 atau disebut juga aksi 212.
Pada saat aksi yang tercatat dihadiri setidaknya 2 juta orang itu juga turut menghadirkan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).
Dalam kenangannya, HNW mengingat momen disaat Presiden Jokowi berdiri di atas panggung dan meneriakkan takbir.
Baca juga: Ajak Masyarakat Doakan Umat Muslim di Palestina, Ketum PA 212: Mari Kita Ketuk Pintu Langit
Pernyataan tersebut disampaikan HNW dalam sambutannya di acara Silaturahmi dan Halal Bi Halal Virtual DTN Persaudaraan Alumni (PA 212), Sabtu (22/5/2021) malam.
"Saya sampaikan, 'Pak Presiden saya yakin itu kali pertama Pak Presiden hadir dalam demo yang sangat besar dan kali pertama saya yakin Pak Presiden demo dengan meneriakkan takbir, Allahu Akbar," tutur Hidayat Nur Wahid dalam sambutannya.
Lanjut kata politisi dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu pada saat hadirnya Presiden Jokowi dalam aksi tersebut, kondisi berjalan kondusif.
Baca juga: Hidayat Nur Wahid Sesalkan Adanya Kelompok dan Individu Nusantara yang Dukung Israel Jajah Palestina
Tidak ada kerusakan fasilitas umum yang terjadi, meski dalam aksi itu sangat banyak masyarakat yang hadir.
"Ternyata semuanya aman dan damai pak presiden tidak ada satupun yang menghawatirkan bahkan rumput pun tidak ada satupun kemudian yang ternodai," ucapnya.
Lantas dalam sambutannya, mantan pimpinan MPR RI Periode 2004-2009 itu turut membandingkan dengan aksi serupa yang digelar dua hari setelahnya, dengan tajuk aksi 412.
Di mana aksi tersebut kata HNW melanggar ketentuan Undang-Undang, bahkan banyak perbuatan massa aksinya yang menimbulkan kerusakan.
"Dibandingkan dengan 412 yang saat itu dilakukan di jalan Thamrin hanya berapa yang hadir ratusan tapi merusak taman karena itu melanggar UU, tapi 212 tidak," imbuhnya.
"Jadi itulah suatu kontribusi yang saya yakin penting untuk selalu disegarkan," sambungnya.