Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Shalat Gerhana: Bacaan Niat, Tata Cara hingga Teks Khutbah tentang Hikmah Gerhana

Berikut bacaan niat shalat Gerhana Bulan, lengkap dengan panduan tata cara serta teks khutbah shalat gerhana bulan.

Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: Arif Fajar Nasucha
zoom-in Shalat Gerhana: Bacaan Niat, Tata Cara hingga Teks Khutbah tentang Hikmah Gerhana
Husain Sanusi/Tribunnews.com
Suasana saat terjadi gerhana bulan di atas langit Masjidil Haram. Ribuan jemaah menggelar salat gerhana bulan di Masjidil Haram pada Rabu (17/7/2019) dini hari 

Kita bersyukur, Allah swt memberikan kesempatan kepada kita sekali lagi untuk merasakan suasana peristiwa gerhana matahari pada saat ini.

Dari sekian banyak, paling tidak ada dua hikmah penting untuk kita bahas pada kesempatan yang singkat ini.

            Pertama, meluruskan keyakinan yang salah dan menguatkan aqidah yang benar.

Sebagaimana kita ketahui, dahulu Rasulullah saw amat berduka atas wafatnya putera beliau yang bernama Ibrahim.

Sebelumnya putera beliau yang bernama Qasim juga meninggal dunia sehingga Ibrahim anak laki satu-satunya yang seringkali menjadi harapan besar dari orang tua untuk melanjutkan jejak perjuangan.

Duka Rasul atas wafatnya sang putera adalah sesuatu yang wajar dan manusiawi, bagian dari kasih sayangtua terhadap anaknya.

Namun, dalam suasana seperti itu tiba-tiba terjadi gerhana matahari, sehingga suasana siang yang terang tiba-tiba menjadi gelap, lalu banyak orang yang kemudian menyatakan bahwa rupanya alam turut berduka atas wafatnya Ibrahim.

Berita Rekomendasi

Ketika mendengar hal itu, Rasulullah saw kemudian menegaskan dalam sabdanya:

عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ الْأَنْصَارِيِّ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ يُخَوِّفُ اللَّهُ بِهِمَا عِبَادَهُ وَإِنَّهُمَا لَا يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ مِنْ النَّاسِ فَإِذَا رَأَيْتُمْ مِنْهَا شَيْئًا فَصَلُّوا وَادْعُوا اللَّهَ حَتَّى يُكْشَفَ مَا بِكُمْ

Dari Abu Mas’ud al-Anshary ra, beliau berkata: Rasulullah saw bersabda: Sesungguhnya matahari dan bulan merupakan dua tanda kekuasaan dari tanda-tanda kekuasaan Allah, yang dengan keduanya Allah hendak menjadikan hamba-hamba-Nya berperasaan takut. Keduanya (matahari dan bulan) tidak mengalami gerhana dengan sebab matinya seseorang manusia dan tidak pula karena hidupnya seorang manusia. Sekiranya kamu melihat salah satu dari dua gerhana tersebut, maka shalatlah dan berdoalah sampai selesai. (Hadis Riwayat Muslim)

Dengan demikian, jangan sampai kita masih memiliki keyakinan atau kepercayaan yang tidak benar berkaitan dengan gerhana.

Memang, nenek moyang kita dahulu memiliki keyakinan yang ternyata tidak berdasar, keyakinan-keyakinan yang tidak benar itu harus kita luruskan, bukan hanya yang terkait dengan gerhana, tapi keyakinan apapun yang tidak benar harus kita luruskan dan aqidah harus kita kokohkan.

Rasulullah saw dan semua Nabi membawa misi tauhid, yakni agar manusia menuhankan Allah swt saja, karenanya segala keyakinan, kepercayaan dan anggapan serta pendapat yang tidak berdasar mesti diluruskan, apalagi bila hal itu hanyalah dusta dalam aqidah yang sangat berbahaya.

Sebagai contoh sahabat Ibnu Abbas menceritakan sebagaimana yang diriwayatkan oleh Juwaibir bahwa ada tiga kabilah yakni Amir, Kinanah dan Bani Salamah yang masyarakatnya menyembah berhala.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas