Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

4 Hari Terakhir Kasus Baru Covid-19 Bertambah di Atas 5.000, Dampak Mobilisasi Warga Saat Lebaran

Selain karena mobilitas penduduk, lonjakan kasus Covid-19 juga terjadi karena adanya mutasi baru virus corona yang masuk ke Indonesia.

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Dewi Agustina
zoom-in 4 Hari Terakhir Kasus Baru Covid-19 Bertambah di Atas 5.000, Dampak Mobilisasi Warga Saat Lebaran
Tribunnews/Jeprima
Sejumlah penumpang kereta api jarak jauh Fajar Utama YK yang merupakan arus balik Lebaran tiba di Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat, Jumat (21/5/2021). Berakhirnya masa larangan mudik yang diberlakukan oleh pemerintah sejak Senin (17/5), Stasiun Pasar Senen mulai ramai didatangi para pemudik yang kembali ke Jakarta. Pantauan Tribunnews di lapangan, penumpang yang melakukan perjalanan maupun penumpang yang tiba di Stasiun Pasar Senen cenderung normal, tidak ada lonjakan. Tribunnews/Jeprima 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono mengatakan mobilisasi masyarakat saat Lebaran 2021 sudah mulai berdampak kepada kenaikan kasus Covid-19.

Hal itu terlihat dari adanya peningkatan kasus baru Covid-19 yang bertambah di atas 5.000 selama empat hari terakhir.

"Ini menunjukkan bahwa mobilisasi yang terjadi pascalebaran dan Ramadan itu sudah mulai terlihat minggu ini. Jadi, kalkulasi prediksi yang kita lakukan mungkin akan mencapai peningkatannya sampai pertengahan Juni mendatang," kata Dante dalam konferensi pers usai rapat bersama Presiden Jokowi, Senin (24/5/2021).

Selain karena mobilitas penduduk, lonjakan kasus Covid-19 juga terjadi karena adanya mutasi baru virus corona yang masuk ke Indonesia.

Mutasi baru virus corona yang masuk ke Indonesia antara lain, varian B.1617 dari India, B.117 dari Inggris, dan B.1351 dari Afrika Selatan.

"Kami sudah melakukan identifikasi beberapa mutasi baru yang kita kenal sebagai varian of concern. Varian of concern ini adalah varian of concern mutasi yang berasal dari India, Afrika Selatan, dan Inggris," kata dia.

Pemerintah, kata Dante, telah menemukan 54 kasus Covid-19 dari ketiga mutasi virus tersebut.

Baca juga: Jumlah Warga Tokyo Terpapar Covid-19 Diperkirakan Meningkat 3 Kali Saat Olimpiade Jepang

Berita Rekomendasi

Dari jumlah itu, sebanyak 35 kasus merupakan imigran dari luar Indonesia.

"19 kasus berasal dari variasi yang berasal dari Indonesia. Jadi sudah ada kontak internal, sudah ada penyebaran sejarah internal dari varian of concern tersebut," jelasnya.

Menurut Dante, kedua hal ini akan membuat kasus virus corona di Indonesia meningkat beberapa hari ke depan.

Untuk itu, Dante mengingatkan masyarakat menjaga protokol kesehatan agar tak terpapar virus corona.

"Berkenaan dengan hal tersebut, kita terus menjaga agar stabilitas dan ekonomi tetap berjalan dengan baik. Maka dengan itu, kita melakukan beberapa keseimbangan antara protokol kesehatan dan kebijakan2 ekonomi," ujar Dante.

Sementara Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN) Airlangga Hartarto menyebut Indonesia perlu mewaspadai lonjakan kasus Covid-19 dalam 4-5 minggu ke depan.

Dalam kurun waktu tersebut, ada kemungkinan kenaikan kasus virus corona akibat dampak libur Lebaran.

"Yang perlu diperhatikan adalah dalam siklus 4 sampai 5 minggu ke depan," kata Airlangga.

Berdasar perhitungan pemerintah, kenaikan kasus Covid-19 tidak langsung terjadi setelah masa liburan selesai.

Perlu waktu setidaknya 4-5 minggu untuk melihat dampak yang ditimbulkan.

Hal tersebut terbukti ketika 5 Februari 2021 lalu terjadi peningkatan kasus Covid-19 sebagai akibat dari libur Natal dan Tahun Baru.

Meski demikian, Airlangga menyebut bahwa kasus Covid-19 dalam satu minggu terakhir telah mengalami kenaikan.

"Dalam satu minggu ini kita juga melihat beberapa kasus ada kenaikan, namun masih dalam taraf yang jauh lebih kecil dibandingkan sesudah Lebaran tahun kemarin," ujar dia.

Airlangga mengungkapkan, terjadi tren kenaikan pada kasus harian Covid-19, dari yang semula di kisaran angka 3.800-4.000 kasus, kini menjadi 5.000 kasus per hari.

Baca juga: Ini Beda Isolasi dengan Karantina Covid-19

Pada 23 Mei 2021, angka kasus aktif Covid-19 mencapai 5,32 persen, atau sedikit naik dibandingkan pekan sebelumnya.

Terdapat 10 provinsi yang mengalami kenaikan kasus aktif yakni Aceh, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan, Gorontalo, Maluku, dan Maluku Utara.

"Kasus aktif di pulau Jawa 56,4 persen dan 21,3 di Pulau Sumatera," kata Airlangga.

Untuk menekan angka kasus Covid-19, pemerintah berencana memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala mikro dan memberlakukan kebijakan ini di 34 provinsi di Tanah Air.

"Untuk PPKM mikro tahap selanjutnya 1-14 Juni mendatang, maka Gorontalo, Maluku, Maluku Utara diikutsertakan ditambah provinsi Sulawesi Barat," kata Airlangga.(tribun network/fik/dod)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas