Rektor Uhamka: Kebangkitan Pendidikan Harus Disertai Optimalisasi Anggaran
Rektor UHAMKA Gunawan Suryoputro mengungkapkan harapannya untuk kemajuan pendidikan Indonesia, yaitu optimalisasi anggaran pendidikan.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rektor Uhamka Gunawan Suryoputro mengungkapkan harapannya untuk kemajuan pendidikan Indonesia, yaitu optimalisasi anggaran pendidikan.
Menurut Gunawan, konsentrasi dalam hal peningkatan anggaran pendidikan belum difokuskan.
“Dengan kebangkitan nasional ini harus kita maknai tidak hanya simbolik. Oleh karena itu, komitmen kita untuk melayani pendidikan ini harus berfikir yang pragmatis. Oleh karena itu, kita harus inklusif memberikan kesempatan untuk siapa saja," tutur Gunawan melalui keterangan tertulis, Kamis (27/5/2021).
Selanjutnya, Gunawan berharap kualitas lembaga pendidikan tenaga kependidikan atau yang lebih dikenal dengan LPTK dapat meningkat secara konsisten. Dan yang terakhir adalah terkait perbaikan infrastruktur pendidikan.
Baca juga: Rektor Universitas Pancasila Prof Dr Wahono Sumaryono Meninggal Dunia
Dalam ulang tahun Tempo ke-50 yang sekaligus memperingat Hari Kebangkitan Nasional, Gunawan mengatakan bagi Uhamka, hari kebangkitan nasional ini sebagai ritual, dalam arti tidak hanya simbolik.
"Tetapi memang betul-betul kita maknai, hayati dengan sungguh-sungguh dalam bentuk kerja-kerja yang tersistematis, terstruktur dan visioner," ucap Gunawan.
Jika perguruan tinggi pada umumnya mengedepankan tri darma yaitu Pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Hal itu berbeda dengan Uhamka.
"Karena merupakan institusi dibawah naungan persyarikatan Muhammadiyah, Uhamka mengedepankan catur darma yaitu Pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat serta Al Islam dan Kemuhammadiyahan," jelas Gunawan.
Menurut Gunawan, dukungan yang Uhamka berikan untuk mencapai sumber daya manusia yang berkualitas adalah kurikulum yang dimiliki Uhamka merupakan kurikulum yang berintegrasi.
Baca juga: Rektor UGM Nilai Kemendikbudristek Bakal Miliki Tugas Berat, Ini Alasannya
Dalam implementasinya pun, ketika sudah mendapatkan ilmu dari kampus, mahasiswa dilatih untuk turun ke lapangan guna memberdayakan masyarakat.
“Maka dari itu, sebelum merdeka belajar diluncurkan oleh kemendikbud, sebenarnya Uhamka sendiri sudah menerapkannya sejak lama," pungkas Gunawan.
Hal ini sangat penting bagi Indonesia, karena memiliki makna semangat nasionalisme dalam mengisi kemerdekaan dengan pembangunan di segala bidang diantaranya bidang pendidikan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.