Ketua DPR Tanya Kesiapan Kampus di Indonesia Hadapi Tantangan Revolusi Industri 4.0
Ketua DPR RI Puan Maharani menyoroti perkembangan revolusi industri 4.0 di dunia.
Editor: Adi Suhendi
Laporan wartawan tribunnews.com, Lusius Genik
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPR RI Puan Maharani menyoroti perkembangan revolusi industri 4.0 di dunia.
Dia mempertanyakan kesiapan institusi-institusi pendidikan tinggi di Indonesia menyambut revolusi industri keempat ini.
Awalnya Puan menjelaskan, revolusi industri 4.0 menandai serangkaian pergolakan sosial, politik, budaya, dan ekonomi, tak terkecuali di Indonesia.
"Kita sedang menghadapi gelombang industri 4.0 di mana peran robotik, kecerdasan buatan, block chain, kripto, dan algoritma kesadaran, akan menggantikan peran manusia dalam menangani pekerjaan," kata Puan saat webinar series Majelis Wali Amanat (MWA) Universitas Indonesia (UI) Seri ke-3, Rabu (2/6/2021).
Baca juga: Ketua DPR: Institusi Pendidikan Tinggi Jangan Seperti Pabrik Gelar Akademis Saja
"Yang terjadi bukan saja pergantian generasi secara biologis, tetapi pergantian gaya hidup, jenis pekerjaan, dan pandangan tentang identitas diri," sambung Puan.
Saat ini dapat disadari dan dirasakan bahwa perkembangan teknologi sudah begitu cepat.
Proses adopsi atau penggunaan teknologi bahkan kini dipercepat dengan adanya pandemi Covid-19.
"Seperti sekarang ini begitu banyak kegiatan yang dilakukan secara online yang disebabkan antara lain karena adanya pembatasan jarak fisik, dan juga pembatasan dalam berkumpul dengan jumlah yang besar," kata Puan.
Baca juga: Ketua DPR Sebut Menara Gading Dunia Pendidikan Harus Ditinggalkan
Puan mengungkapkan, di luar negeri bahkan sudah penelitian untuk melihat apakah artificial Intelligence (AI) dapat digunakan dalam membuat makalah penelitian atau makalah akademis.
Putri dari Megawati Soekarnoputri itu lantas menanyakan, apakah institusi-institusi pendidikan tinggi di Indonesia siap menyambut gelombang revolusi industri 4.0 ini?
Baca juga: Di Rapat DPR, Sri Mulyani Bicara Cari Utang dari Luar Negeri hingga SWF di 2022
"Mungkin semua terdengar seperti cerita dalam film atau novel fiksi, tetapi semuanya ini sudah nyata di depan kita," ujar Puan.
"Apakah kampus-kampus di Indonesia sudah siap menghadapi semuanya itu? Apakah dosen dan para peneliti kita sudah memiliki perangkat keahlian jika nantinya harus bersaing dengan AI?" tanya Puan.
Atas dasar itu, Puan mendorong agar universitas atau perguruan tinggi perlu segera beradaptasi.
Dia juga meminta perguruan-perguruan tinggi untuk dapat membekali para mahasiswa-mahasiswi, para dosen dan tenaga pengajar, agar memiliki daya saing dan keunggulan di tengah dunia yang penuh dengan kemajuan teknologi seperti sekarang.
"Baik adaptasi dari penjurusan dan mata kuliah yang diajarkan, pemberian tambahan keahlian untuk para tenaga pengajar, kelengkapan alat bantu dalam kegiatan belajar mengajar dan banyak hal lagi," ujar Puan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.