Pemerintah Cari Vaksin Johnson & Johnson untuk Calon Jemaah Haji Indonesia
MEnag tengah mengusahakan mendapatkan vaksin Johnson & Johnson untuk digunakan oleh para calon jemaah haji asal Indonesia.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Sanusi
Ibadah haji 2021 sendiri akan jatuh pada Juli 2021. Surat Kemenkes Arab Saudi yang beredar pekan lalu merekomendasikan haji tahun ini diikuti 45 ribu jemaah luar negeri. Hanya saja, hingga kini belum ada konfirmasi resmi dari otoritas Arab Saudi atas rekomendasi itu.
Gus Yaqut memastikan tiap langkah terkait persiapan ibadah haji selalu berkoordinasi dengan Presiden Jokowi. Gus Yaqut mengatakan ia akan segera berkomunikasi dengan Presiden Jokowi untuk membahas kepastian haji 2021.
”Komunikasi dengan Presiden tentu kami akan lakukan. Terima kasih atas kesempatan yang diberikan. Nanti setelah rapat ini akan kita komunikasi dengan Presiden agar kita bisa segera mengambil langkah yang paling pas terkait dengan pelaksanaan ibadah haji ini," ujarnya.
Rencananya Gus Yaqut akan bertemu Jokowi pada Rabu (2/6) ini. Ia mengatakan akan menyampaikan perkembangan situasi terkait haji kepada Jokowi. Dia pun meminta waktu kepada Komisi VIII untuk bersabar menunggu keputusan apa yang akan diambil.
"Saya akan sampaikan situasinya seperti apa, kita sudah menyiapkan, situasinya seperti apa, dan para anggota Komisi VIII ini keinginan atau harapannya seperti apa. Saya mohon waktu untuk disampaikan pada Presiden," ujarnya.
Dia pun berharap setelah berkomunikasi dengan Jokowi, Kemenag dapat memiliki keputusan terbaik. Menurut Gus Yaqut, Indonesia harus membuat keputusan terkait pelaksanaan haji, karena harus ada sejumlah persiapan jika ternyata haji dibuka untuk Indonesia.
”Keputusan ada di pemerintah Saudi Arabia. Namun tentu kita tidak boleh berpangku tangan. Teknis kita sudah siapkan dan saya setuju dengan apa yang disampaikan Pak Marwan Dasopang (anggota DPR), kita juga harus membuat keputusan atas ibadah haji ini," kata Gus Yaqut.
Lebih lanjut, politikus PKB itu menuturkan pihaknya terus berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait mengenai pelaksanaan ibadah haji.
”Semua kita kerahkan, bahkan saya juga komunikasi, kementerian agama komunikasi dan minta tolong kepada Kemlu dan kami intens berkomunikasi untuk melalui jejaring yang luar negeri memastikan soal penyelenggaraan ibadah haji ini," tandas Gus Yaqut.
Di sisi lain Kemenag juga telah menyiapkan sejumlah protokol kesehatan ketat yang akan digunakan jika Arab Saudi sudah memberikan kepastian terkait haji 2021. Gus Yaqut mengatakan sebelum berangkat para jemaah akan dikarantina selama 3 hari di asrama haji dan melakukan swab antigen mandiri.
"Pra keberangkatan skenario kita, jemaah akan dikarantina di asrama haji selama 3 x 24 jam sebelum kedatangan, di asrama haji jemaah harus terlebih dahulu menjalani swab antigen secara mandiri," kata Gus Yaqut.
Setelah itu para jemaah akan melakukan tes swab PCR sebelum berangkat ke Arab Saudi. Jika positif jemaah akan melakukan isolasi mandiri di asrama haji. "Menjelang keberangkatan dilakukan tes PCR swab jika negatif jemaah haji dapat di berangkatkan ke Arab Saudi. Namun jika positif akan dilakukan isolasi mandiri di asrama haji," kata dia.
Setelah tiba di Arab Saudi, para jemaah akan dikarantina lagi selama 3 hari di hotel dengan kapasitas maksimal 2 orang per kamar. Di hari kedua, jemaah kan tes swab PCR dan dapat melaksanakan ibadah jika dinyatakan negatif.
"Tiba di Arab Saudi jemaah haji akan dikarantina 3x24 jam di hotel dengan kapasitas maks 2 orang per kamar. Setelah 2x24 jam jemaah haji tes PCR swab jika negatif bisa laksanakan ibadah umrah jika positif akan isolasi mandiri," kata dia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.