Muncul Wacana Duet Cak Imin-AHY di Pilpres 2024, Demokrat: Sah-sah Saja, tapi Belum Prioritas
muncul Wacana untuk menduetkan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dengan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono di pilpres
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Sanusi
Tak Ada Jokowi dan Dekat dengan NU, Besar Peluang Muhaimin Iskandar Capres di 2024
Peluang Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar alias Gus AMI untuk maju sebagai calon presiden (capres) pada 2024 mendatang dinilai cukup besar.
Pengamat politik Universitas Al Azhar Jakarta Ujang Komaruddin mengatakan, dengan posisinya sebagai ketua umum partai politik (parpol) yang memiliki basis massa cukup besar yakni Nahdlatul Ulama (NU), peluang Gus AMI atau yang juga popular dengan sebutan Cak Imin untuk maju sebagai capres cukup besar.
Apalagi, sesuai konstitusi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang sudah dua kali menjabat Presiden tidak bisa lagi maju dalam Pilpres 2024 sehingga dinamika politik akan semakin menarik karena peluang para elite nasional semakin terbuka, salah satunya Gus AMI.
”Muhaimin Iskandar dari era ke era posisinya selalu menarik dan selalu dalam pemerintahan. Ini tentu sangat bagus. Apalagi PKB punya basis massa yang cukup kuat yaitu NU. Itu juga menjadi kelebihan yang seharusnya dikapitalisasi dengan baik. Tentu Muhaimin punya peluang yang cukup bagus sebagai capres maupun cawapres, tinggal bagaimana PKB dengan infrastruktur yang dimiliki, dengan jaringan NU-nya, juga posisi Muhaimin sebagai elite nasional bisa menarik simpati masyarakat,” ujar Ujang Komaruddin, Sabtu (22/5/2021).
Dikatakan Ujang yang juga Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), pada Pilpres 2024 nanti, ada sedikitnya enam klaster capres maupun cawapres yang berpotensi maju.
Baca juga: Airlangga Hartarto Targetkan Kemenangan Pilpres-Pileg Lewat Penguatan LKI di Basis Desa-desa
Pertama adalah klaster ketua umum (ketum) parpol. ”Disana ada Muhaimin Iskandar, Airlangga, Prabowo, AHY, Puan yang mewakili Megawati dan lainnya,” katanya.
Kedua adalah klaster menteri seperti Sandiaga Uno, Erick Thohir, Airlangga dan juga Prabowo. Klaster ketiga adalah kepala daerah seperti Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, Khofifah Indarparawansa dan Ridwan Kamil.
"Klaster keempat adalah pengusaha seperti yang dulu ada Sandiaga Uno, mungkin juga sekarang Erick Thohir,” katanya.
Berikutnya, kata Ujang, capres-cawapres berpotensi muncul dari klaster mantan purnawirawan TNI/Polri seperti Prabowo, Gatot Nurmantyo maupun Moeldoko.
Terakhir adalah kekuatan ormas seperti sebelumnya ada KH Ma’ruf Amin dari NU, KH Hasyim Muzadi maupun KH Solahuddin Wahid.
”Artinya kalau kita melihat kontruksinya maka Muhaimin berpotensi masuk ranah politik 2024. Kita tahu pasca Jokowi tidak bisa mencalonkan lagi karena terganjal konstitusi maka 2024 adalah pertarungan bebas,” tuturnya.
Dengan kans yang dimilikinya, tutur Ujang, Muhaimin dan juga para kandidat potensial lainnya, tidak ad acara lain selain terus berupaya mengambil simpati publik.
”PKB dengan infrastruktur yang dimilik, jaringan NU yang dimiliki harus hadir di tengah-tengah masyarakat. Kalau masyarakat kesulitan harus hadir. Kalau memang serius harus dilakukan dari saat ini, walaupun itu akan menghabiskan energi dan kekuatan finansial. Rakyat harus didekati di tengah-tengah kesulitan sehingga ada simpati dari mereka,” urainya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.