Jelang COP-26 UNFCCC Glasgow, Wamen LHK Ungkap Agenda yang Akan Dibahas Indonesia
Jelang COP-26 UNFCCC Glasgow, Wamen LHK Ungkap Agenda yang Akan Dibahas Indonesia
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Wakil Meteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Alue Dohong membuka Indonesia Climate Change Virtual Expo & Forum 2021 pada Sabtu (5/6/2021).
Acara diselenggarakan dalam rangka Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuh pada 5 Juni, sekaligus rangkaian acara jelang Konferensi Para Pihak (COP) UNFCCC Glasgow yang akan diselenggarakan pada tanggal 1-12 November 2021.
Baca juga: Peduli Terhadap Lingkungan, Yonkav 12/BC Bantu Masyarakat Bersihkan Pemukiman dan Pemakaman
"Hari Lingkungan Hidup menjadi kesempatan untuk merefleksikan pencapaian dan terus melanjutkan tekad kita dalam mengatasi tantangan lingkungan hidup yang dihadapi dunia hingga saat ini," kata Alue dalam acara yang diselenggarakan secara virtual tersebut.
Wamen mengatakan RI bersama-sama dengan anggota masyarakat internasional melalui Konferensi Para Pihak (COP) UNFCCC ke-21 di Paris, telah mengadopsi Paris Agreement to the UNFCCC.
Baca juga: Vegetasi Dinilai Bagus, Ini Alasan KLHK Lepasliarkan 3 Ekor Berangberang di Sungai Ciliwung
Salah satunya menghasilkan kesepakatan mengenai Nationally Determined Contribution (NDC) yang mengatur dan memproyeksikan potensi penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK).
Tindak lanjut komitmen Presiden Joko Widodo pada COP-21 adalah meratifikasi Paris Agreement melalui UU No. 16 Tahun 2016.
“Dalam dokumen NDC, Indonesia berkomitmen mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 29% dengan Business As Usual (BAU), dan sampai 41% dengan bantuan internasional pada tahun 2030. 29% berarti ekuivalen dengan 826 Jt ton CO2 dan 41% ekuivalen dengan lebih dari 1,02 Miliar Ton CO2 yang diturunkan sampai tahun 2030,” ujar Alue.
Baca juga: Mendagri Tito Minta KEK Galang Batang PT. BAI Perhatikan Aspek Lingkungan
Dia menegaskan bahwa pemerintah saat ini sangat berkomitmen dalam mengatasi perubahan iklim.
Alue Dohong juga mengungkapkan pandangan Indonesia atas beberapa agenda negosiasi COP-26 UNFCCC Glasgow, antara lain terkait penyelesaian Paris Rules Book, Common Time Frame (CTF) untuk NDC, isu Transparancy, dan Mengenai Sources of Input untuk GLobal Stocktake (GST).
Serta harapannya terhadap soft diplomacy pavilion Indonesia COP-26 UNFCCC Glasgow yang akan diselenggarakan pada tanggal 1-12 November 2021.
“Soft diplomacy di Paviliun Indonesia diharapkan tidak hanya diupayakan melalui sesi-sesi diskusi atau pertemuan, tetapi juga dapat dilakukan melalui pengenalan seni, budaya, dan keramahan bangsa Indonesia kepada masyarakat dunia,” Ujar Alue.
Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim, Laksmi Dhewanti menyampaikan bahwa fokus dalam substansi negosiasi menuju COP26 – adalah agar implementasi Paris Agreement dapat berjalan secara penuh atau penyelesaian Paris Rules Book.
Dengan agenda utama COP26 yaitu negosiasi politis Para Negara Pihak terkait isu-isu substasnsi yang diselenggarakan pada 31 Mei -17 Juni 2021.
“Untuk Indonesia Negosiasi COP ini bukan hanya retorika, ini menjadi benar-benar ajang untuk kita menguatkan komitmen dan menguatkan Langkah kolaborasi,” ujar Laksmi.
Kemudian, Kepala Badan Litbang dan Inovasi KLHK selaku Sekretaris Dewan Pertimbangan Pengendalian Perubahan Iklim, Agus Justianto menyampaikan kegiatan dalam penyelenggaraan Paviliun Indonesia pada 1-12 November 2021 nanti.
Kegiatan Paviliun Indonesia terdiri dari 32 Sesi Talkshow, 3 Join Sessions, 2 Eminent Person Sessions, Pertemuan Bilateral, pertunjukan seni dan budaya, serta Exhibition.
“Paviliun Indonesia merupakan strategi soft dipolacy yang medukung proses perundingan (hard diplomacy) dengan memberikan teladan atau contoh (lead by examples) kepada masyarakat dunia melalui aksi yang sedang dan telah dilakukan Indonesia untuk serta menyuarakan aksi, strategi dan inovasi Indonesia kepada dunia internasional sebagai wujud nyata bersama-sama melakukan aksi iklim dalam rangka mencegah kenaikan suhu global dibawah 2 derajat,” ujar Agus.
Indonesia Climate Change Virtual Expo & Forum 2021 dibuka secara resmi pada 5 Juni 2021.
KLHK menggandeng mitra strategis Cendekia Synergy menyelenggarakan dan mengangkat tema “Integrasi Atmosfer Untuk Lingkungan Berkelanjutaan dan Kesejahteraan Bangsa”.
Kegiatan ini akan berlangsung selama 6 bulan secara virtual, dengan berbagai program acara yang akan memperkuat pengendalian perubahan iklim.
Dengan diselenggarakan Indonesia Climate Change Virtual Expo & Forum 2021, diharapkan mampu memberikan kesempatan bagi peserta dari seluruh elemen bangsa untuk dapat berpartisipasi dan juga sebagai langkah korektif terhadap pengendalian perubahan iklim Indonesia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.