Guru di Jakarta Dukung Pembelajaran Tatap Muka yang Diinisiasi Nadiem Makarim
Paulus mengungkapkan, pembelajaran secara virtual memiliki sejumlah kendala yang menurutnya belum bisa diatasi.
Editor: Malvyandie Haryadi
Semisal dengan mengkombinasikan dua mata pelajaran, menggunakan media-media belajar yang inovatif, kreatif, dan menarik bagi peserta didik.
Namun tetap saja ada sebagian murid yang masih sulit untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan baik yang dilakukan secara virtual.
"Jadi seperti tadi, kita hubungi anaknya tapi anaknya tidak bisa dihubungi sebelum pembelajaran dimulai. Dan akhirnya kita hubungi orang tuanya, dan tidak tahu kenapa yang ada di dalam kelas (virtual) justru akun dari orang tua si anak," ujar Paulus.
"Entah ini anaknya sama orang tuanya, atau orang tuanya yang menggantikan peran anaknya. Kurang tahu juga," sambung dia.
Atas dasar itu, Paulus mengaku sangat mendukung bila Nadiem Makarim menggelar kembali pembelajaran tatap muka di sekolah.
Pembelajaran tatap muka, lanjut Paulus, lebih bisa membantu guru dalam memonitoring para peserta didik.
"Jadi misal dibuka tatap muka, saya sangat senang karena bisa kembali lagi 100 persen memonitor anak dalam pembelajaran. Apalagi pembelajaran di kelas. Secara kepribadian, pengetahuan, bisa dijangkau semuanya," ujar Paulus.