Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Puan Diibaratkan 'Teh Botol Sosro' di Pilpres 2024, Ini Tanggapan Politikus PDIP

Komarudin Watubun mengatakan, pernyataan tersebut merupakan pribadi Bambang Pacul bukan sikap partai.

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Puan Diibaratkan 'Teh Botol Sosro' di Pilpres 2024, Ini Tanggapan Politikus PDIP
Istimewa
Ketua DPR RI, Puan Maharani dalam Webinar MWA UI Seri Ke-3 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Beredar rekaman yang disebut-sebut suara Ketua Ketua DPP Bidang Pemenangan Pemilu PDIP, Bambang Wuryanto atau Bambang Pacul.

Dalam rekaman berdurasi 3 menit 46 detik itu, Bambang Pacul mengungkap skenario soal Pilpres 2024, dia mengibaratkan seperti teh botol Sosro, siapapun calon presiden yang diusung PDIP nantinya, maka calon wakil presidennya adalah Puan Maharani.

Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Bidang Kehormatan Partai Komarudin Watubun mengatakan, pernyataan tersebut merupakan pribadi Bambang Pacul, bukan sikap partai.

"Itu kan pernyataan (pribadi) Bambang, bukan pernyataan partai toh. Harus dibedakan pernyataan PDI Perjuangan sebagai pribadi dan sebagai partai," katanya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (8/6/2021).

Baca juga: Ditanya Duet Mega-Prabowo di Pilpres 2024, Politisi PDIP Ini Ingin Puan  yang Jadi Presiden

Komaruddin menegaskan bahwa yang terjadi di PDIP adalah dinamika biasa, bukan merupakan konflik.

Namun, PDIP memiliki dinamika berbeda dengan partai lain, di mana ketua umum memiliki hak prerogatif.

"Hak prerogatifnya ketua umum memutuskan tanpa memperdulikan hal-hal lain, itu kewenangan khusus, pasukan siap mengamankan," pungkasnya.

Berita Rekomendasi

Sebelumnya, beredar rekaman yang disebut merupakan suara Bambang Pacul. 

Dalam rekaman itu, orang yang diduga Bambang Pacul mengibaratkan Puan Maharani seperti teh botol sosro.

Berikut transkrip rekaman yang beredar: 

"Teh Botol Sosro, apapun makanannya, Puan Maharani wakilnya. Siapapun calon presidennya, wakile (wakilnya) PM.

Lha kita punya partai sendiri kok. Punya golden ticket, nyalon dewe iso kok (nyalon sendiri bisa) kok. Kene njaluk (kita minta) wakil ... (tdk jelas)

Tapi kalau kita ingin menurunkan pada level wapres, kiro-kiro sing didadekne (kira-kira yang dijadikan) presiden seko (dari) PDIP seneng ora? (senang nggak?) Seneng ora? happy-happy no Pak.

Teorine sopo (teorinya siapa)? Koyo ngono ko dikekne wong liyo (kayak gitu kok dikasih orang lain).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas