Bertandang ke PP Muhammadiyah, Presiden PKS Promosikan Silaturahim Kebangsaan
Kedatangan Presiden PKS Ahmad Syaikhu langsung disambut Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Haedar Nashir beserta jajaran
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden PKS Ahmad Syaikhu beserta jajaran DPP PKS melanjutkan agenda safari Silaturahim Kebangsaan ke kantor PP Muhammadiyah di Yogyakarta, Selasa (8/6/2021).
Kedatangan Presiden PKS Ahmad Syaikhu langsung disambut Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Haedar Nashir beserta jajaran PP Muhammadiyah.
Syaikhu mengatakan Silaturahim Kebangsaan ke PP Muhammadiyah adalah kedua kalinya setelah pada kepemimpinan Presiden PKS Mohamad Sohibul Iman juga bertemu dengan jajaran PP Muhammadiyah di Jakarta.
Baca juga: PKS Tegaskan Masih Mesra dengan PDIP di Kota Semarang
"Dalam pertemuan hari ini, selain kami ingin takdzim dan silaturrahim kepada para guru kami, kami juga ingin memperkenalkan kepengurusan baru DPP PKS masa bakti 2020-2025. Selain kepengurusan yang baru, kami juga ingin memperkenalkan lambang, mars dan hymne PKS, sebagai ikhtiar penyegaran, agar PKS tampak lebih fresh, friendly dan inklusif," kata Syaikhu, dalam keterangannya, Rabu (9/6/2021).
Syaikhu menyebut jalan politik PKS adalah silaturahim. Semangatnya adalah mengampanyekan narasi persatuan dan persaudaraan dalam situasi masyarakat yang semakin terbelah dan sikap elit yang semakin terfragmentasi.
"Para pemimpin di negeri ini harus sama-sama mengedepankan politik kebangsaan. Politik yang membawa narasi persatuan dan persaudaraan bukan malah menyulut api kemarahan dan rasa kecewa di hati masyarakat," ujar Syaikhu.
Baca juga: DPP PKS Gelar Silaturahim Kebangsaan ke DIY, Bakal Temui Sri Sultan HB X dan PP Muhammadiyah
Syaikhu menekankan, para pendiri bangsa telah memberikan contoh yang sangat baik. Mereka membangun titik temu dalam membentuk konsensus bangsa yakni Pancasila.
"Kami melihat Pancasila ini adalah common platform, kalimatun sawa, titik temu dari berbagai pemikiran dan keyakinan yang beraneka ragam. Semua terwadahi dengan kelima sila tersebut.
Kami meyakini bahwa para pendiri bangsa menjadikan pancasila itu sebagai wahana pemersatu bangsa. Pancasila sebagai wahana pemersatu bangsa seharusnya bisa sama-sama kita jaga dengan sebaik-baiknya," terang Syaikhu.
Syaikhu menyaksikan perkembangan sosial-politik kita akhir-akhir ini, Pancasila nampaknya menjadi instrumen kekuasaan untuk memecah belah persatuan dan persaudaraan sesama anak bangsa.
Jika tidak dikoreksi bersama,ujar dia, dikhawatirkan kondisi keterbelahan antar warga negara dan anak bangsa akan semakin melebar.
"Oleh karena itu, DPP PKS melakukan silaturahim kebangsaan dengan berbagai pihak, untuk membangun titik temu dan kesamaan pandangan dalam melihat arah masa depan bangsa agar bisa lebih bersatu, kokoh dan kuat," ujar Syaikhu.