Rapat di DPR, Kepala BRIN Ungkap Perkembangan Vaksin Merah Putih
Laksana Tri Handoko memberikan update terbaru terkait vaksin merah putih yang dikembangkan tim riset Indonesia.
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko memberikan update terbaru terkait vaksin merah putih yang dikembangkan tim riset Indonesia.
Laksana mengatakan selama satu bulan ini pihaknya sudah melakukan evaluasi secara mendalam terkait seluruh kegiatan riset untuk mendukung penanganan covid-19, lebih khusus lagi terhadap vaksin merah putih.
"Diawal saya sampaikan, vaksin merah putih dikembangkan 7 tim dengan platform yang berbeda, dengan berbagai progres yang berbeda. Perlu kita pahami pengembangan vaksin memang tahapannya panjang dan kegagalan bisa terjadi dalam setian proses," kata Laksana saat rapat dengan Komisi VII DPR RI, Rabu (9/6/2021).
Kepala BRIN menyampaikan bahwa yang berprogres paling cepat adalah vaksin yang dikembangkan para peneliti di Unair yang berbasis pada inactivated virus.
Baca juga: Provinsi Diminta Gelar Vaksinasi Massal agar Tembus 700 Ribu per Hari pada Juni Ini
Kepala BRIN berujar untuk vaksin pengembangan tim di Unair sampai saat ini sudah selesai mengembangkan uji pra klinis memakai mencit, tapi masalahnya belum berbasis GNP sehingga belum standar.
"Jadi memakai formula yang belum di produksi secara standar, jadi masih di lab, sehingga memakai good laboratorium product (GLP)," katanya.
BRIN mendorong Unair untuk segera melakukan uji praklinis dan diharapkan rampung triwulan ketiga atau keempat.
Vaksin tersebut diharapkan sudah bisa uji pra klinis memakai monyet atau animal BSL 3 di IPB.
"Jadi ini tantangannya banyak sekali, karena tim periset kita belum pernah mengembangkan vaksin dari nol sampe selesai. Ini pengalaman berharga tim kami, tapi kami terus mendorong dan membantu mereka untuk mempercepat hal itu," lanjutnya.
Kedua adalah vaksin yang dikembangkan eijkman yang bekerja sama dengan biofarma, yang berbasis pada subunit protein recombinan.
Vaksin ini direncanakan baru akan bisa uji klinis kemungkinan besar di awal 2022.
"Untuk vaksin merah putih memang paling cepat di 2022," ujarnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.