Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

Profil Egy Massadiah, Multi-talent yang Berangkat dari Karier Jurnalistik

Egy lahir dari orang tua suku Bugis, Sengkang Wajo. Jiwa petualang, semangat merantau yang mereka sebut sompe’, melandasi setiap gerak, langkah, dan t

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Profil Egy Massadiah, Multi-talent yang Berangkat dari Karier Jurnalistik
Ist
Egy Massadiah 

Sebuah artikel, atau hasil reportase yang diharapkan mampu menaklukkan hati redaktur di media yang dituju.

Redaktur adalah algojo penentu nasib penulis lepas. Lolos dari mejanya, artinya lolos tayang di suratakabar keesokan harinya. Tidak lolos di meja redaktur, maka nasib tulisan Egy akan berakhir di keranjang sampah.

Egy Massadiah bersam Presiden Jokowi.j
Egy Massadiah bersam Presiden Jokowi.

Egy merasakan bagaimana melewati hari dengan harap-harap cemas, ihwal kapan tulisannya dimuat. Bukan hanya rasa puas, tapi ada harapan “nafas”. Ya, nafas kehidupan.

Tiba akhirnya, ia diterima bekerja sebagai jurnalis lepas di Harian Pelita. Dinamika kerjanya semakin padat dan rutin.

Malang melintang sebagai jurnalis. Sebuah keniscayaan jika kemudian ia berpindah ke media lain, tepatnya ke tabloid Wanita Indonesia yang diprakarsai Siti Hardiyanti Rukmana alias Mbak Tutut, dengan jabatan terakhir Redaktur Pelaksana.

Prestasi atas kreativitasnya juga telah ia buktikan dengan memenangi lomba penulisan esai Diplomasi Kebudayaan Indonesia-Amerika dalam rangka KIAS tahun 1987 dan menerima honorarium sebesar Rp 75 ribu. Angka yang lumayan pada masanya.

Karya Buku

Berita Rekomendasi

Selain jurnalis, ia juga seorang penulis.

Buku pertama yang ditulisnya adalah Srikandi: Sejumlah Wanita Indonesia (tahun 90-an), disusul buku-buku berikutnya; Top Eksekutif Indonesia; Top Pengusaha Indonesia.

Tahun 2013, Egy Massadiah menulis buku Bung Karno Ata Ende bersama Roso Daras.

Buku ini merupakan bagian dari produksi film Ketika Bung di Ende pada 2013, di mana Egy bertindak selaku produser.

Egy Massadiah bersama Jusuf Kalla saat menjabat Wapres RI.
Egy Massadiah bersama Jusuf Kalla saat menjabat Wapres RI. (Ist)

Dua tahun terakhir (2019 – 2021) Egy bahkan terbilang sangat produktif menulis.

Lahirlah dua buku yang merupakan satu tarikan kisah: Secangkir Kopi di Bawah Pohon dan Sepiring Sukun di Pinggir Kali. Kedua buku itu di bawah tagline “Kiprah Doni Monardo Menjaga Alam” (2019-2020).

Buku lain adalah “Mempolong-Merenten: Rehab Rekon Pasca Gempa Lombok” (2019), Volunesia, Kisah & Wajah Relawan Covid-19 (2020), “Titik Nol Corona: Doni Monardo di Pusaran Wabah” (2021).

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas