Siap Diusung Gerindra jadi Capres 2024, Elektabilitas Prabowo Merosot Jauh Dibanding Pilpres 2019
Partai Gerindra siap mengusung Prabowo Subianto jadi Capres 2024, namun elektabilitasnya merosot jauh dibanding pilpres 2019.
Penulis: Inza Maliana
Editor: Sri Juliati
"Nanti di forum resmi kita tanyakan kalau di podcast kan kita tidak tahu," ujar Habiburokhman, kepada wartawan, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (14/6/2021), dilansir Tribunnews.
Kendati demikian, Habiburokhman menegaskan, Gerindra 100 persen mendukung Prabowo untuk maju dalam Pilpres 2024.
Bahkan, dia mengakui tak ada kader lain dari Gerindra yang akan didorong.
"Nggak ada (kader lain untuk dicalonkan), kalau dari internal 100 persen Prabowo," jelasnya.
Lantas, bagaimana elektabilitas Prabowo Subianto dalam pilpres 2024?
Lingkaran Survei Indonesia merilis hasil survei terbarunya terkait elektabilitas para tokoh sebagai calon Presiden 2024.
Dari hasil survei yang digelar pada pada 27 Mei-4 Juni 2021 kepada 1.200 responden, didapat kesimpulan belum ada capres yang masuk kategori kelas premium untuk Pilpres 2024.
Baca juga: Soal Wacana Duet Megawati-Prabowo di Pilpres 2024, PDIP dan Gerindra Buka Suara
Pasalnya, dari sembilan nama calon presiden terkuat yang muncul dalam survei, belum satu pun yang memiliki tingkat elektabilitas di atas 25 persen.
Peneliti LSI Adjie Alfaraby mengatakan, kategorisasi capres "kelas premium" berlaku bagi capres yang memiliki elektabilitas di atas 25 persen.
Sementara, dari hasil survei lembaga yang dibesut Denny JA itu, elektabilitas semua capres masih di bawah 25 persen.
"Semua capres yang namanya mengemuka ke publik, termasuk capres veteran Prabowo Subianto, elektabilitasnya di bawah 25 persen," kata Adjie dalam konferensi pers virtual, Kamis (17/6/2021), dilansir Tribunnews.
Elektabilitas Prabowo Merosot Jauh dibanding Pilpres 2019
Hasil survei LSI dari sembilan nama capres, Prabowo menempati urutan pertama dengan tingkat elektabilitas 23,5 persen.
Namun, meski elektabilitasnya teratas, LSI menemukan data, angka yang ada sekarang jauh menurun dibandingkan suara dukungan pada Pilpres 2019 lalu.