Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jokowi The King of Lip Service: Pengamat Hingga Politisi Tanggapi Sikap Rektor UI, Jangan Lebai

Sejumlah tokoh nasional, pengamat hingga politisi menilai sikap represif Rektor UI Ari Kuncoro terhadap aktivis BEM UI terlalu berlebihan.

Penulis: Choirul Arifin
zoom-in Jokowi The King of Lip Service: Pengamat Hingga Politisi Tanggapi Sikap Rektor UI, Jangan Lebai
Twitter @BEMUI_Official
Postingan akun Twitter BEM UI menjuluki Jokowi sebagai The King of Lip Service, Sabtu (26/6/2021). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sikap Rektorat Universitas Indonesia (UI) Ari Kuncoro yang langsung melakukan pemanggilan kepada pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UI pasca munculnya kritik BEM UI terhadap Presiden RI Joko Widodo yang memberikan predikat “The King of Lips Service” menuai pendapat publik.

Sejumlah tokoh nasional, pengamat hingga politisi menilai sikap Rektor UI Ari Kuncoro terlalu berlebihan.

Ketua Institut Harkat Negeri (IHN) Sudirman Said menegaskan, pimpinan UI harus bijak dalam menyikapi pandangan kritis mahasiswanya terhadap kinerja Pemerintah.

“Suara kampus hendaknya disikapi sebagai suara nurani. Terlebih sikap mahasiswa yang merupakan kader masa depan bangsa. Semoga Pimpinan UI cukup bijaksana menyikapi ungkapan kepedulian para aktivis mahasiswanya,” kata Sudirman Said kepada wartawan di Jakarta, Minggu (27/6/2021).

Sudirman Said menjelaskan, sejak dulu mahasiswa merupakan kelompok kritis yang meluruskan jalannya negara atau pemerintahan. Bahkan, sejak Indonesia belum merdeka, kelompok terpelajar tersebut selalu menjadi pelopor perjalanan bangsa.

Sudirman Said.
Sudirman Said. (IST)

Sudirman yang juga tokoh kemanusiaan ini menyebutkan pada tahun 1908 mahasiwa mempelopori Gerakan Kebangkitan Nasional.

Sedangkan pada tahun 1928 menjadi penyuara persatuan bangsa melalui Gerakan Sumpah Pemuda serta pada tahun 1945 kaum terdidik menjadi tulang punggung dalam Proklamasi Kemerdekaan yang menjadi sebagai bangsa merdeka.

Berita Rekomendasi

“Pasca kemerdekaan peran mahasiswa kembali hadir di tahun 1965, menjaga kelurusan arah negara. Begitupun di tahun 1998 mahasiswa lah tulang punggung utama reformasi,” jelasnya.

Karena itu, apabila sekarang mahasiswa mulai bersikap kritis terhadap jalannya suatu pemerintahan, kita justeru harus berterima kasih.

“Itu artinya fungsi kontrol moral masih berjalan. Dan itu artinya ada hal-hal yang harus diluruskan dalam perjalanan negara dan bangsa. Jangan malah ditekan-tekan yang akan mematikan daya kritis dan kreatifitas mereka,” lanjutnya.

Sebelumnya, kritikan terhadap Presiden Jokowi itu disampaikan BEM UI lewat akun Twitternya, @BEMUI_Official pada Sabtu (26/6/2021).

Dalam cuitannya, BEM UI mengunggah foto Jokowi yang sudah diedit dengan background gambar bibir lengkap dengan mahkota raja. "JOKOWI: THE KING OF LIP SERVICE," tulis BEM UI dalam caption unggah tersebut.

Tangkapan layar unggahan Juru Bicara Presiden, Fadroel Rachman melalui akun Twitter pribadinya @fadjroeL, soal kritikan BEM UI 'Jokowi The King of Lip Service.'
Tangkapan layar unggahan Juru Bicara Presiden, Fadroel Rachman melalui akun Twitter pribadinya @fadjroeL, soal kritikan BEM UI 'Jokowi The King of Lip Service.' (Twitter/@fadjroeL)

BEM UI menilai Jokowi kerap mengobral janji manis. Namun, menurutnya, janji Jokowi seringkali tak selaras dengan kenyataan.

"Jokowi kerap kali mengobral janji manisnya, tetapi realitanya sering kali juga tak selaras. Katanya begini, faktanya begitu. Mulai dari rindu didemo, revisi UU ITE, penguatan KPK, dan rentetan janji lainnya," ungkapnya.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas