Lomba Peneliti Belia 2021, Menkes: Tanamkan Cara Berfikir Ilmiah Berbasis Data dan Fakta
Cara berpikir ilmiah yang diperoleh pada pendidikan sains yang dilaluinya telah menjadi salah satu faktor yang mendukungnya dalam memberikan karya dan
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, Jakarta - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menekankan pentingnya menanamkan cara berpikir ilmiah yang selalu berbasis pada data dan fakta kepada siswa sekolah menengah, yang akan berguna dalam proses pengambilan keputusan ketika kelak mulai menginjak jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan dunia kerja.
“Cara berpikir ilmiah yang diperoleh pada pendidikan sains yang dilaluinya telah menjadi salah satu faktor yang mendukungnya dalam memberikan karya dan pengabdian terbaik pada setiap jenjang karir maupun tugas yang diembannya,” ujar Menkes, Budi Gunadi Sadikin dalam acara Peluncuran Lomba Peneliti Belia 2021 yang diselenggarakan oleh Center for Young Scientists, Yayasan Peneliti Belia Nusantara, Sabtu (3/7).
Pada kesempatan ini Menkes mengatakan, diskusi mengenai pandemi sebaiknya dilakukan oleh para peneliti dengan melibatkan berbagai perspektif keilmuan, bukannya menjadi polemik di ruang publik yang dapat membingungkan masyarakat.
Lebih lanjut, Menkes menekankan pentingnya bagi guru untuk selalu menyertakan 4 tatar yakni fisik, akal, hati, dan jiwa, dalam mendidik siswa melalui berbagai mata pelajaran yang diampu.
Selain itu guru juga sebaiknya senantiasa membimbing siswa agar mampu melihat setiap masalah atau tantangan sebagai sebuah peluang yang positif.
Baca juga: Penelitian di Eropa: Otak Manusia Mampu Lakukan Perjalanan Waktu secara Mental
Sementara itu, Monika Raharti, direktur Center for Young Scientists mengatakan, rangkaian 20 lomba penelitian yang diluncurkan ini, merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan sebagai bagian dari seleksi tim nasional menuju 3 lomba penelitian internasional bergengsi di tahun 2021 yaitu International Conference of Young Scientists (Belgrade), Asia Pacific Conference of Young Scientists (Macao), dan International Conference of Young Social Scientists (Turki).
Peserta lomba adalah siswa sekolah menengah (SMA, SMP, SMK, SLB, MA, MTs) yang membawakan penelitian dalam 5 bidang sains dan 5 bidang sosial.
Lomba Peneliti Belia memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan hasil karya ilmiahnya sekaligus bertukar ilmu pengetahuan dengan pihak dari berbagai jenjang keilmuan.
Proses tersebut penting dalam membangun karakter siswa seperti yang dialami Budi G. Sadikin ketika mengiringi puteranya yang pernah mengikuti lomba tersebut hingga berprestasi di tingkat internasional.
Hal yang sama disampaikan oleh Plt Kepala Pusat Prestasi Nasional, Sekretariat Jenderal, Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Asep Sukmayadi yang memberikan apresiasi kepada para peneliti belia atas berlangsungnya kegiatan lomba penelitian yang diprakarsai oleh CYS, yang diharapkan dapat membangun karakter manusia yang berintegritas, yang mampu menjadikan situasi sebagai tantangan dalam menyelesaikan berbagai masalah.(*)