Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bantu Penanganan Covid-19, Pertamina Kirim Bantuan Oksigen 40 Ton

Pertamina membantu pemerintah dalam memenuhi kebutuhan oksigen dengan mengirimkan pasokan oksigen berkapasitas 40 ton ke Tanjung Priok

Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Sri Juliati
zoom-in Bantu Penanganan Covid-19, Pertamina Kirim Bantuan Oksigen 40 Ton
Istimewa
Pertamina Kerahkan Sinergi Anak Usaha Dukung Pasokan Oksigen Untuk Penanganan Covid-19. 

TRIBUNNEWS.COM - PT Pertamina (Persero) membantu pemerintah dalam memenuhi kebutuhan oksigen bagi pasien Covid-19.

Salah satu langkah yang diambil adalah penyediaan fasilitas ISO Tank atau tangki oksigen yang dioperasikan oleh Pertamina Group.

Untuk itu, Pertamina dan anak usahanya mengirimkan pasokan oksigen berkapasitas 40 ton ke Tanjung Priok.

Dikutip dari Tribunnews.com, Selasa (6/7/2021), pengiriman pasokan oksigen dari Pertamina dilakukan melalui jalur laut dari Sulawesi Tengah dan Kalimantan Timur.

Untuk diketahui, kapasitas pengiriman oksigen dari Morowali, Sulawesi Tengah yakni berkisar 20 ton yang terisi dari 21 ISO Tank.

Sementara itu, 6 ISO Tank berkapasitas yang sama dikirimkan dari Balikpapan, Kalimantan Timur.

Pengiriman ini dipastikan akan tiba di Tanjung Priok pada 6 Juli dan 9 Juli 2021.

Berita Rekomendasi

Oksigen tersebut selanjutnya akan disalurkan ke berbagai rumah sakit, khususnya di area Jawa, yang membutuhkan dalam waktu cepat.

Baca juga: Kapolda Jateng Tegaskan Tindak Tegas Oknum Penimbun Peralatan Medis, Obat dan Oksigen

Baca juga: Dirut Pertamina Kerahkan Sinergi Anak Usaha Dukung Pasokan Oksigen Untuk Penanganan Covid-19

Untuk memastikan sasaran dan kelancaran penyaluran oksigen bagi rumah sakit yang membutuhkan, Pertamina menugaskan fungsi Corporate Secretary untuk melakukan koordinasi di lapangan.

Termasuk dengan stakeholder baik Kementerian sektor, badan usaha baik BUMN dan swasta.

Sebelumnya, Pertamina melalui Subholding Gas telah berhasil mengirimkan bantuan oksigen medis ke area Jawa.

Yakni bantuan oksigen juga telah disampaikan ke 10 rumah sakit di Jawa Tengah dan Yogyakarta dengan total volume mencapai 29,9 ton.

Volume ini akan terus ditambah, seiring dengan penambahan jumlah ISO Tank.

Untuk diketahui, hari ini pihak pertamina juga pengiriman tambahan oksigen 16,5 ton untuk RS Sardjito dan PKU Muhammadiyah Yogyakarta.

Penyaluran oksigen mengutamakan wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta merupakan tindak lanjut dari informasi Satuan Tugas Khusus (Satgas) Oksigen Nasional atas keterbatasan Oksigen di Rumah Sakit di wilayah tersebut.

Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati menyampaikan pihaknya akan berkomitmen penuh untuk mendukung proses percepatan penyaluran pasokan oksigen medis melalui sinergi lintas direktorat dan lintas anak usaha.

Baca juga: Mendag Janjikan Tidak Akan Ada Hambatan di Importasi Tabung Oksigen

"Gerak cepat ini merupakan salah satu bukti kontribusi Pertamina dalam mendukung Pemerintah dan membantu masyarakat yang sedang terpapar Covid-19 dan membutuhkan penanganan serius di RS, " ujar Nicke Widyawati.

Hal ini dilakukan Pertamina karena saat ini pemerintah tengah kewalahan dalam menyediakan pasokan oksigen.

Diketahui, kasus Covid-19 di Indonesia beberapa minggu terakhir mengalami kelonjakan.

Bahkan, di beberapa wilayah sempat mengalami kelangkaan oksigen.

Berikut sederet kasus akibat kelangkaan oksigen di sejumlah wilayah:

Kelangkaan Oksigen di Yogyakarta

Sebanyak 33 pasien di RSUP Dr Sardjito, Yogyakarta meninggal dunia karena rumah sakit mengalami kelangkaan oksigen.

Untuk diketahui, 33 pasien tersebut dilaporkan meninggal dunia dalam kurun waktu 24 jam.

Dikutip dari Tribun Jogja, Selasa (6/7/2021), menanggapi hal tersebut, Direktur Utama RSUP Dr Sardjito, dr. Rukmono Siswishanto, Sp.OG(K)., M.Kes., MPH mengungkapkan 33 pasien tersebut meninggal pasca-oksigen central habis.

"Sedangkan yang meninggal pasca oksigen central habis pukul 20.00 WIB, maka kami sampaikan jumlahnya 33 pasien," jelasnya, Minggu (4/7/2021).

Meski begitu, ia pun menegaskan ke-33 pasien tersebut meninggal bukan karena tak mendapat bantuan oksigen, tapi karena kondisi pasien yang memburuk.

"Sehingga tidak benar jika meninggal tanpa dapat bantuan oksigen, tetapi proses meninggalnya karena kondisi klinisnya yang memburuk," ujarnya,

Baca juga: Meski Penuh, Pasokan Oksigen Pasien Covid-19 di Rumah Sakit ini Aman

Kelangkaan Oksigen di Denpasar, Bali

Sebuah distributor peralatan medis di Kota Denpasar, yakni Sanidata Group sudah mulai alami kekosongan stok tabung oksigen.

Dikutip dari Tribun Bali , Selasa (6/7/2021), hal tersebut dibenarkan oleh, CEO Sanidata Group, Tri Andreas Kartono, ketika dikonfirmasi pada Senin, 5 Juli 2021.

Tri mengatakan pihaknya telah melakukan pencatatan KTP pada konsumen yang melakukan pembelian tabung oksigen.

Hal ini dilakukan untuk menghindari oknum-oknum yang nakal dengan memperjual-belikan kembali tabung oksigen secara ilegal ke luar pulau Bali.

Mengingat, di Jawa kebutuhan oksigen sangat tinggi.

"Iya sold out (tabung oksigen). Dari hari Rabu mereka sudah pada beli dan sudah saya batasi maksimal 1 set dan dicatat KTP-nya, kita takutnya mereka beli untuk dikirim ke Jawa."

"Ini yang saya khawatirkan malahan saya minta harus KTP Bali dan tidak untuk diperjualbelikan dan tidak dikirim ke Jawa karena stok yang saya ada ini sangat terbatas."

"Sudah tidak bisa dapat supply dari Jawa untuk tangki dan regulator," ungkap Tri.

Baca juga: Persediaan Menipis, Warga asal Bekasi Rela Antre demi Dapatkan Isi Ulang Oksigen

Kelangkaan Oksigen di Manokwari, Papua Barat

Peningkatan jumlah kasus Covid-19 di Kabupaten Manokwari, Papua Barat juga mengakibatkan pihak rumah sakit kehabisan isi tabung oksigen.

Dikutip dari Tribun-Papua.com, Selasa (6/7/2021), hal tersebut diungkap Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Provinsi Papua Barat, dr Arnold Tiniap, Minggu (4/7/2021).

"Yang sedang kritis di Manokwari adalah kebutuhan oksigen (medis) meningkat," kata Arnold.

Arnold menuturkan, pasien Covid-19 bergjala sedang dan berat adalah yang paling membutuhkan tabung oksigen.

Hal ini lantaran stok di masing-masing rumah sakit mulai kurang.

"Sebab stok di masing-masing rumah sakit mulai kurang," ujar Arnold.

Arnold khawatir ketersediaan tabung oksigen yang terbatas tak akan cukup untuk pasien Covid-19 yang terus bertambah.

Bahkan, Arnold menyebut banyak pasien akan tidak tertolong karena oksigen di rumah sakit kosong.

"Banyak pasien akan tidak tertolong ketika oksigen tidak ada di rumah sakit," tuturnya.

Hingga kini, pihaknya tengah melakukan koordinasi antar rumah sakit di Manokwari agar saling menutupi kekurangan tabung oksigen.

(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani/Sanusi)(TribunJogja.com/Kurniatul Hidayah)(Tribun-Bali.com/Ni Luh Putu Wahyuni Sari)(Tribun-Papua.com/Safwan Ashari Raharusun)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas