Sosok Abdillah Toha, Kritik Orang di Lingkaran Jokowi Sebagai Oligarki Rakus Mulai Kampanye Pilpres
Menurut Abdillah Toha, jika Presiden Jokowi bersikap tegas maka rakyat mendukung setiap kebijakan yang diambil.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Hasanudin Aco
Abdillah Toha menamatkan pendidikan menengah di SMEAN II Solo.
Kemudian lanjut hingga meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Gajah Mada.
Selain itu, dia memperdalam pengetahuan dan meraih gelar sarjana jurusan Commerce, Faculty of Economics and Commerce, University of Western Australia.
Dia menempuh pendidikan disana bersamaan dengan Gubernur Bank Indonesia Prof. Dr Boediono, yang lulus pada jurusan Ekonomi di Universitas yang sama pada tahun 1966.
Seusai studinya, Abdillah mengajar mata pelajaran Operations Research dan melakukan riset marketing di fakultas yang sama.
Abdilah juga merupakan alumnus Asia Pacific Center for Security Studies (APC-SS), Honolulu, Hawai.
Politik
Pada 1998 saat terjadi gerakan reformasi dan setelah turunnya Soeharto, bersama dengan Amien Rais, Abdillah mendirikan Partai Amanat Nasional (PAN).
Dia juga menjadi salah seorang formatir pertama dan ketua DPP PAN.
Ia juga pernah menjabat sebagai anggota Majlis Penasihat Partai.
Sebagai anggota DPR, Abdillah duduk di Komisi 1 DPR dan Ketua Fraksi PAN.
Saat itu juga dia menjabat sebagai ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI dan Vice President Executive Committee dari Inter-Parliamentary Union (IPU) yang berkantor pusat di Jenewa, Swiss.
Pada Pilpres 2019, Abdillah Toha justru mendukung Jokowi-Ma’aruf sebagai presiden.
Tak hanya itu, ia juga menyatakan dukungannya pada Partai Solidaritas Indonesia (PSI).